BISNIS.COM, JAKARTA—Produsen otomotif optimistis pasar mobil nasional tetap akan tumbuh sekitar 15% per kuartal meskipun harga premium dinaikan menjadi Rp6.500 per liter.
Faktor pelemahan mata uang Yen dan kenaikan pendapatan masyarakat diyakini bakal mengompensasi dampak negative dari kebijakan diskriminasi harga BBM bersubsidi.
Jongkie D. Sugiarto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), menuturkan prospek pasar otomotif nasional masih akan cerah selama momentum pertumbuhan ekonomi tetap terjaga.
Kendati harga premium bakal dinaikan menjadi Rp6.500 per liter, Jongkie meyakini pasar otomotif tidak akan terkoreksi signifikan karena dari sisi pendapatan masyarakat juga meningkat.
“Selain itu karena pasar kita didominasi oleh pabrikan Jepang, saya kira pelemahan Yen akan membuat imbang antara penjualan dan produksi. Kami perkirakan pasar masih akan tumbuh 10%-15% [per kuartal],” ujar kepada Bisnis, Rabu (17/4/2013).
Berdasarkan klasifikasi kendaraan, kata Jongkie, segmen mobil kelas menengah ke bawah, dengan harga di bawah Rp200 juta per unit, yang akan sedikit terpengaruh kebijakan subsidi BBM. Tipe kendaraan di segmen tersebut meliputi city car, hatchback, dan low MPV.
“Tapi saya yakin mobil-mobil di bawah Rp200 juta, seperti city car, hatchback, dan low MPV masih akan tinggi permintaanya,” kata Jongkie.
Dalam tiga bulan pertama 2013, sebanyak 295.912 unit mobil terjual di Tanah Air, meningkat hampir 18% dibandingkan dengan pencapaian kuartal I/2012.
Dari total pasar, 42% dikuasai oleh kendaraan kelas menengah ke bawah, yang membukukan penjualan sebanyak 123.438 unit atau tumbuh 32% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Data Penjualan Mobil Kelas Menengah-Bawah
Segmen | Q1/2012 | Q1/2013 | Q to Q (%) |
City Car | 8.063 | 12.565 | 55,84 |
Hatchback | 13.226 | 20.037 | 51.50 |
Low MPV | 72.066 | 90.836 | 26.05 |
Total <200 jt | 93.355 | 123.438 | 32 |
Total Pasar | 250.830 | 295.912 | 17.97 |
(Sumber: Gaikindo, diolah)