Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suzuki Tonjolkan Carry dan Karimun

Di tengah pasar mobil yang lesu pada awal 2015 Suzuki tetap berharap produk Carry, Ertiga dan Karimun Wagon R menjadi tulang punggug penjualan tahun ini
Karimun Wagon./
Karimun Wagon./

Bisnis.com, JAKARTA—Di tengah pasar mobil yang lesu pada awal 2015 Suzuki tetap berharap produk Carry, Ertiga dan Karimun Wagon R menjadi tulang punggug penjualan tahun ini.

Davy J. Tuilan, Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) memperkirakan kontribusi ketiga model kendaraan itu terhadap penjualan Suzuki tidak akan bergerak banyak dari tahun lalu.

Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada 2014 penjualan wholesales Suzuki mencapai 154.923 unit. Dari jumlah tersebut Carry yang sebagian besar merupakan segmen pikap menjadi penyumbang penjualan terbesar.

Jumlah Carry yang terjual saat itu mencapai 51.988 unit atau setara 33,6% dari total penjualan. Dengan penjualan pikap yang cukup tinggi suzuki mengklaim pihaknya menguasai 45,86% pangsa low pikap.

Ertiga di segmen low multi purpose vehicle (LMPV) tahun lalu penjualannya menapak jumlah 47.015 unit atau berkontribusi sekitar 30,3% terhadap total penjualan. Sedangkan Karimun Wagon R di segmen LCGC terjual 17.068 unit atau setara sekitar 11%.

“Tahun ini tulang punggung kami masih sama Carry, Ertiga dan Karimun. Kontribusinya pun saya rasa tidak akan bergerak banyak,” katanya kepada Bisnis, Kamis (23/4).

Di sisi lain, Suzuki pada kuartal I/2015 hanya mampu membukukan wholesales sebanyak 35.087 unit, menurun dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 42.281.

Dari raihan penjualan pada kuartal pertama tahun ini tersebut Carry membukukan penjualan sebanyak 15.126 unit atau berkontribusi 43,1%. Sedangkan Ertiga terjual 8.125 unit setara 23,15% dari total penjualan.

Untuk Karimun Wagon R pabrikan asal Jepang tersebut hanya mampu mengoleksi 3.435 unit atau hampir mencapai 10%. Alasan Suzuki mengedepankan ketiga produk tersebut cukup realistis.

Menurut Davy, meski ekonomi melambat kendaraan niaga yang tidak terlalu kena dampaknya adalah pikap. Pada kuartal I/2015 pasar pikap mencapai 57.231 unit naik dari raihan tahun lalu yang mencapai 53.551 unit.

“Saat ekonomi melambat biasanya yang kena duluan adalah pasar kendaraan niaga. Tapi kami melihat tidak demikian dengan pikap karena usaha kecil menengah itu tetap berjalan,” ujarnya.

Sedangkan Ertiga di segmen LMPV merupakan segmen gemuk yang kontribusinya terhadap total pasar di Indonesia dianggap pelaku usaha akan selalu dominan. Untuk Karimun Wagon R di segmen LCGC, SIS berharap dengan harganya yang paling murah akan tetap memiliki ‘pesona’ saat pelambatan ekonomi.

Davy menambahkan, untuk menggenjot penjualan pihaknya lebih mengedepankan produktifitas diler dengan meningkatkan pelayanan. Davy enggan berkomentar terkait peluncuran produk baru untuk menstimulus pasar.

“Pasar tahun ini memang mengecil, kami harus semakin kompetitif. Di tataran diler tentunya harus produktif,” ucapnya.

Untuk mengembangkan jaringan dan memperluas pasar tahun ini pihaknya akan menambah sekitar sembilan unit diler. Pada tahun lalu penjualan mobil Suzuki secara ritel disokong oleh 263 diler.

Sebelumnya, pada kuartal satu tahun ini Suzuki telah membuka tujuh diler baru. Satu diler di Tangerang, dua diler di kawasan Kalimantan yaitu di Banjarmasin dan Sampit, satu diler di Bireun, dan dua diler di pulau Bali yaitu di Tabanan dan Gianyar. Dan yang baru saja dibuka diler di kawasan Purwokerto, Jawa Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper