Bisnis.com, JAKARTA — Pabrikan otomotif asal Eropa, yakni Stellantis tengah berencana untuk membawa lebih banyak merek, hingga mobil listrik untuk pasar Indonesia. Sejauh ini, Stellantis sudah mendatangkan Citroen dengan menggandeng PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS).
COO Asean and General Distributor Stellantis Daniel Gonzalez mengatakan rencana untuk menghadirkan mobil listrik dimulai dari produk Citoren E-C3 yang proses perakitannya bakal terealisasi pada Juli 2024.
Setelahnya, Stellantis sudah memiliki beberapa rencana untuk pasar Indonesia termasuk mobil listrik. Namun, dia masih enggan membeberkan rencana tersebut.
Sebagai informasi, beberapa merek yang ada di bawah Stellantis secara global adalah Abarth, Alfa Romeo, Chrysler, Citroën, Dodge, DS, Fiat, Jeep, Lancia, Peugeot, Ram, dan Vauxhall.
“[Merek lain] tunggu saja tanggal mainnya. Kami mulai dari E-C3, dan dari sana ada beberapa rencana yang sedang dikerjakan,” katanya dikutip Kamis (25/4/2024).
Sebelumnya, Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Iwan Suryana mengatakan nantinya Stellantis akan bekerja sama dengan perusahaan perakitan Tanah Air PT National Assemblers untuk produk Citroen.
Baca Juga
Menurut Iwan, permohonan dari Stellantis sudah masuk ke BKPM dan sudah diproses. Iwan bercerita, BKPM bahkan sudah melakukan rapat intercamp untuk membahas investasi tersebut.
“Kami sudah menerima satu permohonan dari PT National Assemblers, itu berasal dari India, tetapi dia pemegang merek mobil Eropa, Citroen,” ujar Iwan pada konferensi pers di Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2024).
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenkomarves) Rachmat Kaimuddin mengatakan angka investasi yang dilakukan Stellantis tidak begitu besar karena hanya pabrik perakitan.
Kemudian, dia juga menjelaskan pabrik yang ada di Indonesia juga merupakan kelanjutan fasilitas yang sudah ada. Kendati demikian, jika memang nantinya produksi sudah mulai membesar, kata Rachmat, Stellantis berpotensi membuat pabrik barang mentah di Indonesia.
Rachmat menambahkan, lagipula yang dibutuhkan Indonesia adalah mobilnya yang diproduksi dan digunakan di Indonesia, bukan investasi besar-besaran.
“Kita fokuskan itu barangnya tersedia di Indonesia, diproduksi di Indonesia, mempekerjakan orang orang indonesia, transfer teknologi di Indonesia, itu keypoint-nya,” ujar Rachmat.