Bisnis.com, JAKARTA - Produsen otomotif asal Jepang, Mazda Indonesia tengah menyiapkan strategi dalam menghadapi dampak opsen pajak hingga kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada 2025 yang berisiko menggerus industri otomotif.
Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), Ricky Thio memproyeksikan penjualan mobil akan mulai melambat pada kuartal I/2025.
Apalagi, seiring dengan sentimen kenaikan PPN menjadi 12% yang berlaku mulai 1 Januari 2025 dan opsen pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah, penjualan mobil berisiko semakin tertekan.
“Saya harap tidak naik [PPN] tetapi saya tidak bisa berspekulasi terlalu dalam. Memang saat ini juga penjualan otomotif sudah terkoreksi kan, tentunya disrupsi di awal tahun depan pasti akan terkoreksi lagi,” ujar Ricky saat ditemui di kantor pusat Mazda, di Jakarta Selatan pada Senin (2/12/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan, kenaikan PPN itu juga akan berdampak pada harga jual mobil yang diimpor utuh (completely built up/CBU) atau yang nantinya dirakit lokal (completely knocked down/CKD).
“Ya hitung saja, misalnya harga mobil Rp500 juta, kalau PPN 11% ya dari Rp500 juta kan Rp55 juta, kalau PPN 12% ya jadi Rp60 juta,” terangnya.
Baca Juga
Alhasil, untuk menghadapi kondisi tersebut, Mazda menyiapkan strategi yaitu dengan memperkuat jajaran produk mobil milik perseroan, hingga melakukan ekspansi jaringan diler.
“Kami tetap akan mencoba untuk kuat dengan produk-produk kami. Tahun depan kami banyak diler baru, kami mulai merambah ke kota-kota besar di luar Jawa, misalnya," jelas Ricky.
Tak hanya itu, Mazda juga akan memperkuat sumber daya manusia (SDM) melalui pembangunan Mazda Indonesia Training Center di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2. Proyek ini akan berdiri di atas lahan seluas 1.470 meter persegi dengan total lima lantai.
Fasilitas itu bertujuan meningkatkan keahlian teknis, pemasaran, hingga pemahaman produk bagi tenaga kerja Mazda di seluruh Indonesia, mulai dari teknisi hingga sales consultant. Pembangunan ini ditargetkan rampung pada Agustus 2025, dengan total investasi sebesar Rp70 miliar.
"Kami akan memperkuat internal, ada training center yang akan kami bangun di PIK 2. Kami ingin benar-benar memperkuat internal kami,” pungkasnya.
Mengacu data Gaikindo, Mazda mencatatkan penjualan sebanyak 300 unit pada Oktober 2024, atau turun 25,18% secara bulanan dibandingkan September sebanyak 401 unit.
Adapun, sepanjang Januari-Oktober 2024 penjualan Mazda secara wholesales tercatat sebanyak 3.747 unit dengan pangsa pasar (market share) sebesar 0,5%.