Bisnis.com, JAKARTA - PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) menyampaikan akan meluncurkan mobil hibrida (hybrid electric vehicle/HEV) meskipun pemerintah tidak akan mengguyur insentif untuk mobil hybrid.
Chief Operating Officer Hyundai Motors Indonesia, Fransiscus Soerjopranoto mengatakan pihaknya akan mengikuti aturan pemerintah, termasuk keputusan bahwa mobil segmen HEV tidak mendapatkan insentif.
"Jadi kami akan mengikuti apa yang sudah diatur oleh pemerintah. Bahkan kalau bicara mengenai hybrid, sebentar lagi Hyundai akan meluncurkan salah satu produk kami yang hybrid juga," ujarnya di Jakarta, dikutip Minggu (11/8/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan, dengan adanya kejelasan keputusan pemerintah itu, maka masyarakat sudah mendapatkan kepastian dalam pembelian mobil listrik, termasuk hybrid.
“Jadi ada kepastian mengenai kebijakannya. Kami juga menjadi lebih tenang dalam meluncurkan produk baru hybrid," jelasnya.
Sejauh ini, Hyundai memang belum memasarkan produk mobil hybrid di Indonesia. Namun, untuk pasar global, Hyundai sudah memiliki beberapa mobil hybrid jenis SUV yang telah dipasarkan yaitu Santa Fe hybrid, Tucson hybrid, dan Kona hybrid.
Baca Juga
Sementara itu, di segmen mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV), pabrikan asal Korea Selatan itu telah memasarkan beberapa produk di Tanah Air yaitu Ioniq 5, Ioniq 6, Ioniq EV, hingga Kona EV.
Frans mengatakan Hyundai siap mengikuti arahan pemerintah agar penjualan mobil di Indonesia siap tancap gas. Sebagaimana diketahui, konsorsium Hyundai dan LG Energy yang siap mengoperasikan pabrik ekosistem baterai mobil listrik di Cikarang dan Karawang, Jawa Barat.
Fasilitas pertama yang dibangun itu dioperasikan oleh PT HKML Battery. Total investasi mencapai US$1,1 miliar, setara Rp15,6 triliun, dengan kapasitas produksi sel baterai mencapai 10 GWh per tahun.
Selain itu, Hyundai juga membangun fasilitas packing battery yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat. PT Hyundai Energy Indonesia yang menjalankan fasilitas produksi packing itu menelan investasi sebesar US$60 juta, atau sekitar Rp900 miliar.