Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri komponen otomotif tengah berupaya menggenjot ekspor seiring kondisi pasar domestik yang lesu sepanjang semester I/2024.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, penjualan mobil secara wholesales sepanjang semester I/2024 menembus 408.012 unit, turun 19,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai dari 506.427 unit.
Sementara untuk penjualan ritel tercatat mencapai 431.987 unit sepanjang semester I/2024, turun 14% dari 502.533 unit secara year-on-year (yoy).
Di satu sisi, data Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) menunjukkan penjualan motor domestik mencapai 3,17 juta (3.170.994) unit sepanjang semester I/2024, turun 0,96% dari 3,2 juta (3.201.930) unit secara YoY
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Rachmad Basuki mengatakan lesunya pasar otomotif membuat industri komponen harus melakukan pengurangan beban atau cost reduction, dan menggenjot ekspor.
Menurutnya, para pelaku industri tengah bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk melakukan ekspor komponen sendiri dengan mengikuti banyak pameran di luar negeri.
Baca Juga
“[Lesunya penjualan mobil dan motor] sangat berpengaruh. Kami mencoba ekspor karena pasar di luar masih bagus. Kalau dari data mobil lesu hanya di Asia tenggara sedangkan yang lain mulai naik,” katanya kepada Bisnis, Senin (29/7/2024).
Sejatinya para pelaku industri komponen otomotif memang sudah melakukan ekspor ke luar negeri dengan adanya pertumbuhan dari tahun ke tahun. Akan tetapi, dia menyebut angka tersebut masih terbilang sedikit.
Lebih lanjut, dia mengatakan industri komponen utamanya melihat produksi dari para pabrikan mobil dan sepeda motor. Adapun, turunnya penjualan domestik membuat produksi menjadi turun dan berimbas kepada industri komponen.
Data Gaikindo menunjukkan produksi mobil mencapai 561.772 unit sepanjang semester I/2024, turun 20% dari 702.144 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara untuk produksi sepeda motor disebut Rachmad turun 1% secara YoY.
“Memang karen baik mobil maupun sepeda motor proporsi domestiknya besar, sehingga turunnya penjualan sangat berpengaruh terhadap total produksi,” tuturnya.