Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BYD Impor Mobil Langsung dari China bukan Thailand, Ini Alasannya

BYD belum bisa memastikan fasilitas produksi di Thailand akan mampu menutup kebutuhan di pasar regional.
Tampilan BYD Atto 3 yang telah diluncurkan di Indonesia/Bisnis- Nuhansa Mikrefin YP
Tampilan BYD Atto 3 yang telah diluncurkan di Indonesia/Bisnis- Nuhansa Mikrefin YP

Bisnis.com, BANDUNG — Meskipun telah meneken kerja sama pembangunan pabrik di Thailand, BYD memutuskan mengimpor utuh mobil listrik dari China untuk pasar Indonesia.

Head of Marketing & Communication PT BYD Motor Indonesia Luther T. Panjaitan mengatakan masih perlu dilakukan analisis lebih mendalam untuk melihat penjualan yang dapat diserap oleh pasar Thailand.

Oleh karena itu, produk mobil listrik yang mengaspal di Indonesia saat ini masih berstatus impor utuh atau completely built up (CBU) unit dari China.

“Belum tentu dia [Thailand] bisa supply ke negara tetangga,” tuturnya dikutip Selasa (30/1/2024).

Merek yang menjadi pesaing Tesla ini juga dipastikan bakal membangun fasilitas manufakturnya di Indonesia sebagai bagian dari komitmen investasi. Hal ini mengikat BYD supaya produk yang dijual tidak semata-mata hanya tes pasar.

Melalui Peraturan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No.6/2023, para pabrikan diperbolehkan mengimpor mobil listrik secara utuh tanpa dikenakan bea masuk, dan PPnBM dengan syarat wajib mulai melakukan produksi komersil paling lambat 1 Januari 2026.

Kemudian para pabrikan juga diminta untuk memenuhi target minimum capaian tingkat komponen dalam negeri (TKDN) paling lambat 31 Desember 2027.

Pasal 4 ayat (1) juga menyebutkan pabrikan diwajibkan untuk membayar sanksi apabila tidak dapat memenuhi komitmen investasi tersebut.

Sebagai informasi, BYD berencana membangun pabrik di Thailand dan menjadikannya sebagai hub produksi regional. Fasilitas ini nantinya juga akan mengekspor produk mobil listrik ke negara Asia Tenggara lainnya.

Dikutip dari Nikkei Asia, Manajer umum Divisi Penjualan Mobil BYD Asia-Pasifik Liu Xueliang mengatakan Thailand memiliki basis kuat dalam industri otomotif ditambah dengan kapasitas manufaktur yang sangat matang.

“Jadi kami memilih untuk membangun pabrik di sini setelah melalui pertimbangan yang cermat,” tuturnya.

BYD Co. juga menandatangani perjanjian pembelian lahan dengan WHA Corp., selaku pengembang kawasan industri terbesar di Thailand. Pabrik pertama di Asia Tenggara itu diperkirakan mulai beroperasi pada 2024 dengan kapasitas produksi 150.000 unit per tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper