Bisnis.com, JAKARTA — PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) tengah menggodok potensi pengembangan bahan bakar alternatif hidrogen hingga flexy engine.
Presiden Direktur PT TMMIN Nandi Julyanto mengatakan, pengembangan alternatif bahan bakar tidaklah mudah karena banyak hal yang harus dipertimbangkan, seperti keamanan, standard, infrastruktur, tekanan, hingga jarak tempuhnya.
“Kalau Indonesia kan yang penting bukan hanya renewable energy, tapi supaya sumber energinya bisa didiversifikasi. Jadi nggak tergantung pada satu sumber energinya,” ujarnya dikutip Rabu (13/12/2023).
Menurutnya, seiring adanya upaya transisi menjadi energi bersih masih ada peluang besar untuk menemukan energi alternatif di tengah ramainya kendaraan elektrifikasi. Namun, pengembangan ini membutuhkan dukungan regulasi dari pemerintah.
Lebih lanjut, dia mengatakan, pengembangan energi alternatif ini tidak serta-merta bakal menyurutkan pengembangan elektrifikasi. Hal ini lantaran masing-masing teknologi memiliki jalurnya sendiri.
“Misalnya, hal hybrid akan menutup BEV [battery electric vehicle]. Nah, itu sebenarnya tidak benar karena mereka punya jalannya masing-masing,” katanya.
Baca Juga
Sejauh ini, Toyota sudah menjalin komunikasi dengan PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait potensi bahan bakar alternatif.
Di satu sisi, dia juga mengatakan, pengembangan energi terbarukan tidak semata-mata hanya diterapkan untuk kendaraan saja, tetapi bisa digunakan untuk forklift dan drone. Akan tetapi, keekonomian masih menjadi perhitungan dalam proses pengembangan ini.
“Jadi memang itu sumber energi transisi ke depan. Ya, sangat menjanjikan karena transisi energi menuju zero emission itu ya gas. Apalagi Indonesia kaya dengan sumber gas, termasuk biogas juga,” tuturnya.