Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Salip RI, Malaysia Tarik Investasi Mobil Listrik Geely Rp156,49 Triliun

Produsen mobil asal China Geely akan menanamkan investasi senilai US$10 miliar di Malaysia. Lalu, bagaimana kepastian investasi Geely di Indonesia?
Geely Bin Yue. /GEELY
Geely Bin Yue. /GEELY

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen mobil asal China, Geely akan menanamkan modal senilai US$10 miliar atau setara Rp156,49 triliun (kurs jisdor Rp15.649) di Malaysia sebagai upaya untuk meramaikan pasar mobil listrik di Asia Tenggara.

Dilansir dari Nikkei Asia pada Kamis (9/11/2023), Geely telah menjalin kerja sama dengan perusahaan asal Malaysia, yakni Proton Holdings dalam rencana investasi ini. 

Mobil listrik Smart Automobile yang merupakan perusahaan antara Geely dan Mercedes-Benz Group pun sempat dipamerkan dalam acara Malaysia International Motor Expo. Unit yang dipamerkan tersebut juga merupakan model pertama yang dijual oleh Proton.

Smart Automobile telah mulai menerima pesanan atau pre-order pada September 2023 dengan pengiriman akan mulai dilakukan pada akhir 2023.

Pada 2022, Proton juga menjalin kesepakatan dengan Smart Automobile untuk menjadi distributor resmi mobil listrik merek tersebut di pasar Malaysia dan Thailand. Kedua perusahaan juga telah menandatangani nota kesepakatan untuk perakitan kendaraan listrik pada fasilitas Proton di Malaysia.

Seiring Geely menggenggam 49,9% saham Proton, langkah ini pun menunjukkan hasrat merek asal Negeri Tirai Bambu itu untuk memperluas jaringan mobil listriknya di seluruh Asia Tenggara.

Pada Juli 2023, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan, Geely akan berinvestasi sekitar $10 miliar di Tanjung Malim, di negara bagian Perak yang merupakan pusat pembuatan mobil utama Malaysia.

Chairman Geely Li Shufu pun sangat antusias terhadap pasar mobil listrik di Asia Tenggara. Selain Malaysia, Geely juga disebut akan merancang produk mobil listrik di Indonesia.

“Kami yakin dengan prospek pasar negara-negara Asia Tenggara dan kami akan bersama-sama membangun integrasi ekonomi regional melalui pembangunan berkualitas tinggi,” katanya seperti dikutip dari Nikkei Asia.

Pemerintah Indonesia pun menargetkan kepastian investasi produsen otomotif asal China, Geely Automobile Holding Ltd. dapat diamankan sebelum berganti rezim pemerintahan pada 2024.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin menyebut, komunikasi dengan Geely semakin serius ihwal potensi kerja sama pengembangan mobil listrik lokal di Indonesia.

Rachmat berharap kesepakatan dengan Geely dapat diputuskan pada tahun depan. Kerja sama itu diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Indonesia untuk memproduksi mobil setrum sendiri.

“Bayangan kita mulai mau masuk tahun depan paling lambat ya, intinya kita juga kan lagi masa transisi ya, lagi masa politik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper