Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Situasi Global Tak Pasti, Pemerintah Optimistis Ekspor CBU Mobil Tetap Tembus 500.000 Unit

Pemerintah berkomitmen membuka pasar tujuan ekspor baru bagi produk otomotif.
Deretan mobil Toyota siap dikapalkan di pelabuhan di Tanjung Priok Car Terminal. /TMMIN
Deretan mobil Toyota siap dikapalkan di pelabuhan di Tanjung Priok Car Terminal. /TMMIN

Bisnis.com, TANGERANG — Pemerintah optimistis ekspor kendaraan utuh atau Completely Built Up (CBU) dapat mencapai target 500.000 unit pada 2023 seiring adanya stimulus yang sudah difasilitasi.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan ekspor CBU mencapai 379.498 unit sepanjang Januari-September 2023, sekitar 75,89 persen dari target yang ditetapkan.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan masih ada waktu dalam sisa tiga bulan tahun ini untuk mencapai target tersebut atau bahkan melebihinya. Kementerian Perdagangan pun telah memberikan utilisasi berupa perjanjian perdagangan yang dapat dimanfaatkan.

“Seperti yang telah saya sampaikan di beberapa forum termasuk tadi kita punya lima benua. Semua kita punya perjanjian dagang 37 total perjanjian dagang yang sudah kita realisasi,” ujarnya di ICE BSD, Rabu (18/10/2023).

Lebih lanjut, dia mengatakan pemerintah tengah merambah beberapa pasar non tradisional untuk membuka akses dari pasar impor. Adapun, dari 37 perjanjian perdagangan yang ada salah satu manfaat yang dapat diterima adalah tarif bea masuk 0 persen.

Menurutnya, hampir 7.000 produk telah diekspor untuk pasar Australia, lalu hampir 8.000 produk ke negara European Free Trade Agreement (EFTA) seperti Swiss, Norwegia, Islandia dan Lichtenstein.

“Kalau otomotif sangat terbantu dengan tarif biaya masuk ke luar negeri 0 persen itu, kan efisiensi cost-nya bisa lebih dari 20 persen. Ya jadi intinya utilisasi perjanjian dagang ya oke cukup ya,” tuturnya.

Di sisi lain, pemerintah juga berupaya memperkuat sektor pasar non tradisional melalui diplomasi ekonomi mancanegara yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri.

Sementara Kemendag sudah memiliki Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (Indonesian Trade Promotion Center), dan Atase Perdagangan di 46 titik.

“Selama ini kita sudah ada 46 titik. Nah itu yang selama ini kita maksimalkan menjadi ujung tombak untuk bisa mempromosikan produk-produk dan seterusnya,” katanya.

Dalam pendekatan dengan pasar non tradisional, dia menyebut pemerintah sudah memiliki CEPA dengan negara Chille dan juga Mercosur yang merupakan organisasi terdiri dari negara-negara Amerika Selatan.

Kemudian Indonesia juga sudah memiliki Free Trade Agreement [FTA] dengan Mozambik sebuah negara di benua Afrika.

“Oleh karena itu mudah-mudahan kedepannya dengan ada penguatan pasar non tradisional ini bisa semakin menambah kinerja kita di luar negeri,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper