Bisnis.com, JAKARTA — PT Isuzu Astra Motors Indonesia (IAMI) milik PT Astra International Tbk. (ASII) masih memantau kondisi dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang berpotensi meningkatkan harga produk.
Terlebih data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan, impor completely build up (CBU) Isuzu mencapai 1.727 unit sepanjang Januari-Agustus 2023. Angka itu mengalami peningkatan 56,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1.104 unit.
Perinciannya, untuk D-MAX diimpor sebanyak 1.417 unit, MU-X sebanyak 225 unit, sedangkan untuk NPS 75 sebanyak 85 unit.
Marketing Communication Manager Isuzu Astra Puti Annisa Moeloek mengatakan, sejauh ini produk-produk yang diimpor secara utuh atau CBU masih belum mengalami kenaikan sampai ada informasi selanjutnya.
“Pada saat ini untuk CBU belum mengalami kenaikan sampai waktu yang belum bisa kami informasikan,” ujar Annisa kepada Bisnis, Senin (9/10/2023).
Di sisi lain, dia mengatakan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS juga akan membuat biaya operasional meningkat. Isuzu pun berupaya untuk meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) agar lebih kompetitif di pasar.
Baca Juga
Sebelumnya, dia mengatakan, Isuzu tengah melihat pergerakan menjelang Pemilu 2024 dan juga dampaknya terhadap perekonomian Indonesia. Penjualan pun juga disebut akan bergantung pada situasi politik nantinya seiring adanya Pemilu 2024.
“Proyeksi penjualan kami belum bisa share ya karena masih melihat pergerakan menjelang Pemilu dan efeknya terhadap perekonomi Indonesia,” ujar Annisa kepada Bisnis, Selasa (19/9/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan, saat ini Isuzu masih fokus pada tiga segmen, yakni logistik, perkebunan, dan juga pertambangan.
Adapun, untuk segmen perkebunan dan logistik lebih ditujukan untuk Traga dan Elf, sedangkan untuk pertambangan lebih ditujukan pada model seperti GIGA, dan D-Max sebagai pikap dan kabin ganda.