Bisnis.com, JAKARTA — Merek otomotif asal Inggris, Morris Garages (MG) tengah melakukan evaluasi untuk impor mobil secara utuh atau completely built up (CBU) seiring rendahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Marketing & PR Director MG Motor Indonesia Arief Syarifudin mengatakan adanya fluktuasi terhadap nilai tukar menjadi salah satu tantangan industri otomotif yang menimbulkan potensi kenaikan biaya impor.
Meski demikian, Morris Garage sudah memiliki strategi hedging atau nilai lindung kurs dan kerja sama dengan pemasok utama untuk memitigasi dampak dari pelemahan rupiah.
Berdasarkan data Bloomberg nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 0,04 persen atau 5,5 poin ke level Rp15.612 pada perdagangan akhir pekan Jumat, (6/10/2023). Penguatan terjadi pasca rupiah mengalami koreksi dua hari beruntun.
“Berbagai opsi sedang kami evaluasi, termasuk potensi penyesuaian volume impor, tetapi semua akan dikaji dengan mempertimbangkan dinamika pasar saat itu,” ujar Arief kepada Bisnis, Minggu (8/10/2023).
Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), impor CBU merek Morris Garage mencapai 803 unit sepanjang Januari-Agustus 2023, naik 34,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 599 unit.
Baca Juga
Arief menyebut adanya kenaikan impor ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan permintaan yang signifikan dari konsumen Indonesia. Selain itu, Morris Garage juga melakukan ekspansi dealer dan distribusi ke wilayah-wilayah baru di Indonesia.
“Seperti saat ini MG baru saja membuka Dealer baru di Balikpapan dan Batam dan juga peluncuran model-model baru dari MG yang mengharuskan kami meningkatkan volume impor untuk memenuhi ekspektasi pasar di Tanah Air,” tuturnya.
Penjualan mobil merek Morris Garage mencapai 781 unit sepanjang Januari-Agustus 2023, naik 18,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 659 unit.
Lebih lanjut, dia mengatakan Morris Garage sedang berfokus besar pada upaya untuk memproduksi lokal sebagai bagian dari komitmen investasi jangka panjang di Indonesia.
Adanya produksi secara lokal pun diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Morris Garage terhadap impor dan memberikan fleksibilitas dalam menentukan strategi penetapan harga di tengah fluktuasi ekonomi.
“Kami berharap dapat terus berkontribusi bagi pertumbuhan industri otomotif di Indonesia,” katanya.
Sebagai informasi, Morris Garage akan mulai memproduksi mobil secara lokal pada kuartal I/2024. Perakitan mobil secara lokal ini diharapkan dapat menyesuaikan produk Morris Garage dengan preferensi dan persyaratan pasar Indonesia.