Bisnis.com, JAKARTA — Produsen mobil asal Prancis, Renault akan mempertahankan produksi kendaraan berbahan bakar etanol di Brasil.
Dilansir dari Reuters pada Sabtu (23/9/2023), sebanyak 9 dari 10 mobil Renault dilengkapi bahan bakar campuran bensin dan biofuel sebagai kendaraan listrik. Kepala Cabang Renault pun menyebut membutuhkan lebih banyak dukungan dari pemerintah Brasil mengenai hal ini.
CEO Renault Brasil Ricardo Gondo mengatakan industri membutuhkan lebih banyak insentif untuk mempercepat transisi kendaraan listrik. Meski demikian, dia menyebut investasi pada kendaraan ICE masih bermanfaat di Brasil.
“Investasi pada sektor pembakaran di Brasil masih bermanfaat,” kata Ricardo Gondo seperti dikutip dari Reuters.
Renault pun telah merampungkan investasi senilai US$400 juta atau setara Rp6,15 triliun (kurs jisdor Rp15.383) di Brazil yang mencakup platform kendaraan baru yang akan diproduksi di kompleks industrial Parana.
Investasi ini memungkinkan Renault untuk memproduksi kendaraan ICE melalui fasilitas produksi tersebut. Selain itu, fasilitas ini juga memungkinkan adanya produksi untuk kendaraan elektrifikasi.
Baca Juga
Meski demikian, Renault tidak menyebutkan kapan pihaknya berencana untuk memproduksi mobil listrik di Brasil. Adapun Kwid buatan China menjadi satu-satunya mobil listrik yang dijual di Brasil.
Sementara itu, Renault sejatinya berencana meluncurkan kendaraan listrik van Kangoo di pasar Brasil pada Oktober 2023. Rencana peluncuran ini seiring dengan adanya rencana untuk meluncurkan SUV konvensional, yakni Kardian yang diproduksi secara lokal.
Di sisi lain, Ricardo Gondo membela rencana Renault mengenai masa transisi untuk kendaraan elektrifikasi di Brasil. Adapun, beberapa pesaing dari China seperti BYD, Great Wall Motor, Very, dan JAC dinilai mengganggu manufaktur lokal dengan kendaraan listrik murni yang dijual di Brasil.
Gondo pun mengatakan pemerintah Brasil perlu menerapkan kuota impor bebas pajak untuk mobil listrik demi melindungi produsen lokal demi terciptanya harga yang kompetitif dan menghadapi produk-produk yang diimpor dari China.
“Mesin pembakaran akan terus mengalami peningkatan efisiensi energi,” kata Gondo.
Pada awal September 2023, CEO Renault Luca de Meo memperingatkan bahwa industri kendaraan listrik sangat kompetitif di China, dan pihaknya perlu mengejar ketertinggalan dari para pemain China dengan cepat.
Renault pun berencana untuk melakukan spin-off unit kendaraan listriknya dengan menggandeng Qualcomm dan juga Nissan.