Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi investasi dari China untuk sektor otomotif Indonesia mencapai Rp38,35 miliar sepanjang semester I/2023 di tengah ramainya produk kendaraan dari negara tersebut.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai investasi dari Negeri Tirai Bambu menembus US$2,51 juta atau setara Rp38.35 miliar (kurs jisdor Rp15.247) pada paruh pertama 2023, meningkat 63,95 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,53 juta.
Ramainya kendaraan asal China khususnya elektrifikasi pun juga tercermin pada gelaran GIIAS 2023. Diantaranya adalah Wuling melalui produk Air ev, DFSK dengan produk Seres E1, hingga Neta yang baru meluncurkan Neta V.
Ketua Umum I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto menilai realisasi investasi dari China yang baru mencapai Rp38,35 miliar tersebut lantaran merek-merek tersebut masih melakukan kontrak assembling di luar Indonesia.
Dia pun berharap para merek China dapat melakukan investasi dengan nilai besar setelah berhasil masuk pasar dan mulai menjual kendaraannya secara masif.
“Nanti kalau mereka berhasil masuk pasar, maka mudah-mudahan akan investasi sendiri dengan nilai yang besar. Saat ini mereka sedang melakukan test pasar dengan model-model barunya,” ujar Jongkie kepada Bisnis, Selasa (5/9/2023).
Baca Juga
Adapun realisasi investasi untuk industri otomotif mencapai Rp12,88 triliun sepanjang semester I/2023, naik 10,58 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp11,64 triliun.
Investasi dari penanaman modal asing (PMA) untuk industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer mencapai US$744,43 juta atau setara Rp11,35 triliun (kurs jisdor Rp15.247) dari total 836 proyek sepanjang semester I/2023.
Dalam data yang diakses melalui laman nswi.bkpm.go.id tersebut, tercatat jumlah PMA tersebut meningkat 1,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$730,88 juta.
Berdasarkan data yang sama pun tercatat investasi terbesar untuk sektor otomotif berasal dari Jepang dengan nilai mencapai US$606,36 juta sepanjang semester I/2023, naik 31,72 persen secara YoY dari US$460,33 juta.
PMA terbesar kedua untuk sektor otomotif berasal dari Korea Selatan sebesar US$62,92 juta sepanjang semester I/2023. Namun, nilai investasi dari Korea Selatan mengalami penurunan 73,26 persen secara YoY dari yang sebelumnya mencapai US$235,34 juta.
Sementara untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat mencapai Rp1,52 triliun dari total 322 proyek sepanjang semester I/2023. Adapun jumlah PMDN tercatat meningkat 204,21 persen secara YoY dari Rp502,44 miliar.