Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mobil Listrik China Bidik Pasar Eropa, Produsen Lokal Resah

Produsen kendaraan listrik China, termasuk BYD, Nio, dan Xpeng, menargetkan pasar kendaraan listrik Eropa.
Xpeng P7, sedan coupe sepenuhnya listrik. /Xpeng
Xpeng P7, sedan coupe sepenuhnya listrik. /Xpeng

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah perusahaan produsen mobil listrik Eropa mulai kelimpungan dengan perkembangan China di industri kendaraan listrik.

Sejumlah produsen merespons ketatnya persaingan dengan China dengan memangkas harga mobil listrik hingga puluhan persen.

Melansir dari Reuters, Selasa (5/9/2023), para produsen kendaraan listrik China, termasuk BYD, Nio, dan Xpeng, menargetkan pasar kendaraan listrik Eropa, dengan penjualan melonjak hampir 55 persen menjadi sekitar 820.000 kendaraan dalam tujuh bulan pertama tahun 2023, menyumbang sekitar 13 persen dari seluruh penjualan mobil negara.

Xpeng bahkan berencana untuk memperluas ekspansinya di pasar Eropa pada 2024, sedangkan Zhejiang Leapmotor Technology turut mengumumkan lima model terbaru untuk pasar luar negeri, termasuk Eropa, selama dua tahun ke depan. Imbasnya, produsen lokal Eropa mulai was-was dengan pengaruh China.

“Kami (Jerman) kehilangan daya saing,” kata Hildegard Mueller, presiden Asosiasi Industri Otomotif Jerman (VDA) pada pameran mobil IAA di Munich.

Rata-rata harga kendaraan listrik di China kurang dari 32.000 euro atau sekitar Rp526 juta pada paruh pertama 2022, sedangkan di Eropa mencapai sekitar 56.000 euro atau sekitar Rp921 juta, menurut data perusahaan riset pasar otomotif global Jato Dynamics.

“Kita harus menutup kesenjangan biaya dengan beberapa pemain China yang mulai memproduksi kendaraan listrik satu generasi lebih dulu,” kata CEO produsen mobil Renault Luca de Meo dalam acara yang sama.

De Meo menambahkan, salah satu upaya perusahaan asal Perancis itu bersaing dengan China soal harga adalah dengan memangkas harga R5, mobil listriknya yang direncanakan rilis tahun depan, sebesar 25–30 persen dibanding model terdahulunya Scenic dan Megane.

Mercedes-Benz sebelumnya diketahui akan merilis model terbarunya CLA dan BMW dengan Neue Klasse. Dengan produk barunya, kedua perusahaan menargetkan jangkauan dan efisiensi yang lebih tinggi sekaligus mengurangi separuh biaya produksi demi bertahan dalam pasar.

Di lain sisi, CEO Volkswagen Oliver Blume mengatakan kepada wartawan bahwa melalui kemitraannya di China, produsen mobil tersebut bertujuan untuk memangkas biaya sel baterai sebesar 50 persen.

Namun, Presiden Xpeng, Brian Gu menyebut, meskipun saat ini tertinggal dibandingkan China, para produsen mobil Eropa telah membuat komitmen besar terhadap kendaraan listrik melalui kemitraan dan investasi besar dalam teknologi. Kredibilitasnya tetap menjadi nilai tambah yang belum bisa disaingi China sebagai pemain baru.

“Saya tidak akan pernah mengabaikan produsen mobil besar yang berusaha keras untuk kembali dan fokus pada transisi penting ini,” kata Gu. (Lydia Tesaloni Mangunsong)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper