Bisnis.com, JAKARTA- Ekspansi pabrikan China di pasar mobil listrik Eropa mulai menunjukkan taji, meskipun ada perlawanan dari pabrikan “Benua Biru”. Produk mobil listrik China dijegal persoalan harga dan selera konsumen Eropa yang berbeda.
Dikutip dari Reuters, Sabtu (19/8/2023), sepanjang tahun ini, pangsa pasar mobil listrik buatan China di Eropa mencapai 8 persen. Porsi pasar mobil listrik naik dari kisaran 6 persen pada tahun lalu, dan 4 persen pada 2021.
Penetrasi awal pabrikan China itu dinilai sangat menjanjikan. Setidaknya 11 mobil listrik baru buatan China yang dipasarkan secara massal akan diluncurkan di Eropa pada tahun 2025, menurut sebuah studi oleh Allianz.
China sendiri telah berburu pasar mobil listrik di mancanegara, seiring dominasi pasar domestik. Kendala produk mobil listrik China seperti yang dihadapi BYD, Nio, MG, dan SAIC untuk bertarung di pasar Eropa adalah ongkos pengapalan hingga pasar mobil listrik yang masih belum berkembang.
Invasi pabrikan China inipun telah menyulut pabrikan Eropa. CEO Peugeot Fiat Stelallntis Carlos Tavares memperingatkan banjirnya mobil listrik murah di Eropa asal China.
Pabrikan-pabrikan mobil listrik Eropa pun bersiap mengadang. Mereka memacu produksi lokal mobil listrik dengan upaya memangkas harga dan biaya produksi, agar bisa bersaing dengan BYD dkk.
Baca Juga
Chen Shihua, Wakil Jenderal Asosiasi Manufaktur Mobil China mendorong para anggotanya dapat menyebarkan diri mereka ke berbagai pasar luar negeri.
"Tidak semulus itu bagi pembuat mobil kami untuk mengglobal. "Kita harus memperhatikan risikonya, saat ini perusahaan mungkin kewalahan, melangkah ke setiap wilayah tanpa fokus yang jelas," ungkapnya.
Sebagai tanda ambisi mereka, Kongres Kendaraan Energi Baru Dunia pembuat EV China berlangsung di Munich September ini sebagai bagian dari pameran dagang mobil IAA Jerman, pertama kali konferensi akan diadakan di luar negeri.
Harga rata-rata EV di China kurang dari 32.000 euro ($35.000) pada paruh pertama tahun 2022 dibandingkan dengan sekitar 56.000 euro di Eropa, menurut para peneliti di Jato Dynamics.
Tetapi merek Cina cenderung berjuang untuk menjual mobil di Eropa semurah, setara pasar domestik.
“Logistik, pajak penjualan, bea masuk, dan memenuhi persyaratan sertifikasi Eropa semuanya menambah biaya,” kata Spiros Fotinos, CEO Eropa untuk merek China Zeekr, yang dimiliki oleh Geely.
MG – merek buatan China terlaris di Eropa – mengatakan bahwa tantangan terbesarnya adalah membawa mobil dari China ke lokasi distribusi Eropa melalui pelabuhan yang penuh dengan waktu tunggu yang lama.