Bisnis.com, JAKARTA - Pembuat mobil Jepang diganjar nilai terendah sebagai merek otomotif yang bertransisi ke kendaraan listrik dalam laporan International Council on Clean Transportation (ICCT).
Dalam data tersebut, pabrikan mobil ternama Jepang dianggap 'lamban' dalam strateginya untuk beralih ke kendaraan listrik, di antaranya Toyota, Honda, Nissan, Mazda hingga Suzuki.
Dikutip Nikkei Asia, Selasa (6/6/2023), analisis baru yang dilakukan oleh ICCT, menilai 20 pembuat mobil teratas berdasarkan penjualan global. Penilaiannya, mencakup skor keseluruhan terhadap tiga bidang yakni dominasi pasar, kinerja teknologi, dan visi strategis.
Hasilnya menunjukkan bagaimana merek-merek Jepang gagal meraih pangsa penjualan EV yang signifikan, meskipun Nissan Leaf sukses pada awalnya.
Toyota berada di urutan ke 15 sebagai merek dengan transisi kelas menengah, dalam performa teknologi, dengan rata-rata jarak mengemudi mencapai 400 kilometer untuk kendaraan tanpa emisinya.
Honda dan Nissan mengungguli Toyota dalam visi strategis tetapi bukan kinerja teknologi. Mereka menempati posisi ke-16 dan ke-17 secara keseluruhan. Suzuki menempati peringkat terakhir, dengan skor keseluruhan nol, karena menawarkan kendaraan sport hybrid plug-in tetapi tidak ada model tanpa emisi.
Baca Juga
Setidaknya, menurut ICCT pasar domestik Jepang dinilai lambat karena pemerintah "Negeri Sakura" tidak mengeluarkan kebijakan kendaraan listrik yang efektif. Namun, pemeringkatan ini dapat meningkat ketika merek-merek otomotif Jepang lebih cepat mengumumkan strategi dan investasi mengenai elektrifikasinya.
Posisi teratas pertama dan kedua secara keseluruhan dipimpin oleh penjual mobil listrik terlaris dunia, yakni Tesla dan rivalnya BYD. Tesla mendapat skor tinggi dalam dominasi pasar, kinerja teknologi, dan visi strategis. Namun Tesla kehilangan poin dalam cakupan kelas karena modelnya terbatas pada tiga kelas mobil penumpang teratas.
BMW peringkat ketiga secara keseluruhan. Produsen asal Jerman ini berhasil dengan baik dalam kinerja teknologi, menggunakan 100 persen listrik terbarukan di semua lokasi produksi. Menyusul, Volkswagen menempati posisi keempat, dengan kontribusi oleh ID.5 yang populer dengan jarak tempuh 503 km.
Hanya saja, Direktur eksekutif ICCT Rachel Muncrief mengatakan bahwa dirinya terkejut melihat Volkswagen berada di posisi lima besar analisis ini, mengingat VW sempat terkena skandal tes emisi palsu.
“Mengingat skandal Dieselgate baru terjadi 7 tahun yang lalu, sungguh luar biasa melihat VW muncul sebagai pemimpin serius dalam transisi ke kendaraan 100 persen tanpa emisi,” kata Rachel.