Bisnis.com, JAKARTA – Neraca dagang otomotif yang biasanya salah satu penyumbang surplus terbesar dari industri pengolahan, mulai terkikis. Tingkat surplus itu anjlok seiring melesatnya impor terutama dari China.
Neraca dagang sektor otomotif di Indonesia mencatatkan surplus US$80,8 juta atau setara dengan Rp1,2 triliun sepanjang Januari – April 2023. Jumlah tersebut mengalami penurunan signifikan 78 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diterima Bisnis, secara terperinci kinerja ekspor otomotif dengan kode HS 87 mencapai US$3,4 miliar, naik 5,3 persen secara tahun (year on year/yoy). Namun, nilai ekspor tersebut dibayangi derasnya kenaikan impor pada periode yang sama.
Mengacu data yang sama, nilai impor otomotif mencapai US$3,3 miliar atau setara Rp50,2 triliun. Angka ini malah meningkat 16,8 persen seiring dengan pertumbuhan nilai pengapalan kendaraan dan bagiannya dari China.
Perinciannya, barang impor dari China kini berhasil merangkak hingga urutan dua dengan nilai US$660 juta, bertambah 10 persen secara yoy. Sebaliknya, dua negara yang biasanya mendominasi impor ke Indonesia, yakni Jepang dan Thailand telah mengalami penyusutan.
Tercatat, kinerja importasi Jepang mencapai US$835 juta telah menurun 8,3 persen secara tahunan. Meskipun begitu, kendaraan dan komponen pendukung asal Jepang masih tetap mendominasi impor di Indonesia. Sedangkan, Thailand dengan nilai US$581 juta harus terlempar ke urutan ketiga setelah mengalami penurunan tipis 2,12 persen.
Baca Juga
Sementara itu secara volume, ekspor mobil CBU tercatat sebanyak 166.176 unit sepanjang Januari-April 2023, tumbuh 26 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), lima besar eksportir terbanyak rata-rata telah meningkat dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama.
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi optimistis kinerja ekspor mobil rakitan Indonesia akan terus meningkat pada tahun ini. Terlebih, pada 2025 ekspor mobil Indonesia ditargetkan mencapai satu juta unit.
“Saya yakin ditahun ini akan bisa lebih baik diatas 500 atau 600 karena musti lari ke 2025 ke 1 juta unit. Intinya, [kinerja ekspor] akan bagus karena ekonomi dunia sedang bagus,” kata Nangoi di sela konferensi pers GIIAS 2023 di Jakarta, Rabu (24/5/2023).
Di sisi lain, impor mobil periode Januari-April 2023 membukukan 32.297 unit, meningkat 47 persen dibanding tahun sebelumnya. Pasalnya, mengacu data yang sama importasi mobil secara unit pada tahun lalu dengan periode yang sama mencapai 21.877 unit.