Bisnis.com, JAKARTA - Anak perusahaan dari Toyota Motor Corporation (TMC) yaitu Daihatsu Motor Co. mengaku telah memanipulasi hasil uji tabrak pada 88.000 unit mobil yang diproduksi di Thailand dan Malaysia.
Dilansir Bloomberg pada Jumat (28/4/2023), masalah ini mempengaruhi model Yaris Ativ dan Agya bermerek Toyota, serta mobil Perodua yang diproduksi oleh perusahaan patungan Malaysia dan kendaraan lain yang sedang dikembangkan oleh Daihatsu. Sekadar informasi, di Malaysia, Daihatsu dan Perodua bermitra untuk memproduksi mobil-mobil seperti Axia, yang merupakan model Agya untuk pasar Malaysia.
Mobil-mobil itu disebut telah didistribusikan ke Thailand, Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Indonesia dan Meksiko. Singkatnya, mobil produksi setahun terakhir ini memiliki komponen door trim selama uji tabrak, sehingga akan memengaruhi hasil berbeda dengan unit yang dijual ke publik.
Presiden Daihatsu Global, Soichiro Okudaira mengatakan permintaan maaf secara langsung kepada pelanggan pada konferensi pers yang digelar hari ini, Jumat (28/4/2023).
“Kami dengan tulus meminta maaf kepada pelanggan dan pemangku kepentingan yang kepercayaan dan dukungannya telah kami khianati,” kata Soichiro Okudaira.
Adapun, tes akan dilaksanakan kembali untuk menguji tabrak tanpa komponen yang dimanipulasi. Kemudian setelah lolos uji tes, penjualan akan dilanjutkan kembali seperti sebelumnya.
Baca Juga
Kasus manipulasi laporan ini bukan yang pertama kali dilakukan oleh Grup Toyota. Sebelumnya pada Maret 2022, unit usaha Toyota lainnya yakni Hino Motors Ltd. mengaku telah mengirimkan data uji emisi dan penghematan bahan bakar palsu ke pihak berwenang sejak 2016. Hino bahkan telah menjual lebih dari 115.000 kendaraan yang disertifikasi menggunakan data palsu.
Sementara itu, terbaru produksi grup Toyota telah mencapai rekor 10,7 juta kendaraan di seluruh dunia pada tahun fiskal hingga Maret. Jumlah tersebut mengacu pada angka yang dirilis perusahaan Kamis (27/4/2023).
Berdasarkan data yang sama, TMC berhasil menjual mobil sebanyak 10,5 juta unit pada tahun fiskal dari 1 April 2022 hingga 31 Maret 2023. Angka itu telah meningkat 1,7 persen dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama.