Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Respons Honda dan Daihatsu soal Harga LCGC Naik 5 Persen

Honda dan Daihatsu menanggapi rencana pemerintah menaikkan harga LCGC sebesar 5 persen.
Daihatsu Sigra/Istimewa
Daihatsu Sigra/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen mobil yang bermain di pasar mobil murah hemat energi, yakni Honda dan Daihatsu kompak menunggu terbitnya aturan pemerintah terkait kenaikan harga low cost green car (LCGC) sebesar 5 persen.

Marketing and Corporate Planning Director PT Astra Daihatsu Motor, Sri Agung Handayani, mengatakan pihaknya tengah menunggu detail kebijakan terkait penyesuaian harga mobil LCGC dari pemerintah.

"Kami masih menunggu dulu ya detail kebijakannya," kata Agung kepada Bisnis, Rabu (22/2/2023).

Agung menambahkan, kebijakan penyesuaian harga tersebut tidak akan terlalu berpengaruh pada pasar LCGC di Indonesia. Pasalnya, kebijakan ini tentunya sudah memiliki hitung-hitungan yang baik agar memacu pasar mobil murah ini. 

"Untuk penyesuaian itu sendiri, pastinya sudah diperhitungkan dengan matang oleh pemerintah," ujarnya.

Senada PT Honda Prospect Motor (HPM) juga mengaku masih belum bisa berkomentar banyak terkait wacana pemerintah dalam menyesuaikan harga LCGC. 

"Karena masih wacana kami belum bisa komentar ya," kata Business Innovation and Sales & Marketing Director HPM, Yusak Billy.

Namun demikian, Billy memperkirakan pasar LCGC di Indonesia pada 2023 akan terus tumbuh, karena konsumen first buyer atau orang yang ingin memiliki mobil pertamanya masih terus meningkat di Indonesia. Terutama masyarakat di luar pulau Jawa.

"Yang pasti konsumen first time buyer itu sangat besar sekali ya, terutama ada di luar pulau jawa yang terus bertumbuh," jelasnya. 

Diberitakan sebelumnya, Menperin, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan rencana pemerintah menaikkan harga LCGC sebesar 5 persen. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi industri dan banyaknya masukkan dari produsen terkait agar menumbuhkan pasar LCGC.

"Bahasanya bukan naikin harga, penyesuaian. Kita paham cost of production seperti bahan baku pasti ada kenaikan, logistic cost pasti ada penyesuaian," ujar Agus di Karawang, Rabu (22/2/2022).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper