Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen motor listrik, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk. (SLIS) menyampaikan saat ini masih belum memutuskan untuk meningkatkan produksi pada produknya meski subsidi motor listrik pemerintah akan diketok Februari 2023.
Direktur Keuangan SLIS Winson Ng mengatakan saat ini tengah berdiskusi secara internal mengenai keputusan untuk melakukan peningkatan kapasitas produksi motor listriknya.
“Manajemen akan mendiskusikan lebih lanjut terkait hal tersebut,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (30/1/2023).
Winson juga menambahkan pihaknya tidak bisa terburu-buru memutuskan untuk mengambil langkah strategis. Sebab, ke depan, realisasi insentif motor listrik akan menjadi tolok ukur kapasitas produksi dari SLIS.
“Hingga saat ini, perseroan masih menunggu keputusan resmi dari Pemerintah yang nantinya akan menjadi tolak ukur dari sisi kapasitas produksi maupun sebagai dasar pengembangan dari sisi produk,” tambahnya.
Dalam catatan Bisnis, emiten motor listrik itu optimistis akan mencetak angka penjualan sebesar Rp550 miliar pada tahun ini, naik 14,58 persen secara tahunan,
Baca Juga
Selain itu, SLIS juga memprediksi kapasitas produksi motor listrik yang berlokasi di Cikupa, Tangerang mampu membuat sebanyak 120.000 unit pada 2023.
“Untuk target penjualan, perseroan optimistis akan menargetkan Rp550 miliat pada tahun 2023 dan kapasitas produksi diprediksi akan mencapai 120.000 unit,” ungkapnya.
Adapun, berdasarkan situs resmi Selis, harga motor listrik buatan lokal itu berkisar antara Rp13,5 juta hingga Rp31 juta.
Selis tipe Neo Scootic menjadi varian termurah motor listrik mereka dengan jarak tempuh 40 km dan mampu melesat 40 km per jam, sedangkan varian termahalnya dalah tipe Go Plus yang memiliki jarak tempuh 70 km dengan kecepatan 80 km per jam.
Adapun, penjualan Selis hingga kuartal III/2022 tahun lalu berhasil membukukan Rp 356,93 miliar. Rinciannya, komponen elektronik berhasil dilego Rp 203,59 miliar, naik 2,23 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp 199,15 miliar, disusul penjualan sepeda listrik sebesar Rp 153,34 miliar, melesat 26 persen dari Rp 122,02 miliar.