Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Mobil Melonjak tapi Surplus Menipis, Ini Kata Gaikindo

Neraca dagang otomotif mengalami tren penurunan surplus, meski kinerja ekspor melonjak tajam dalam beberapa tahun belakangan.
Gelombang pertama pengiriman Xpander baru saja tiba di Bauan International Port, Inc. yang terletak di Batangas. /Mitsubishi
Gelombang pertama pengiriman Xpander baru saja tiba di Bauan International Port, Inc. yang terletak di Batangas. /Mitsubishi

Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebut neraca dagang sektor otomotif RI dengan kode HS 87 masih menunjukkan tren positif meski tercatat mengalami penurunan surplus dibanding tahun sebelumnya.

Pasalnya, menurut Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto meskipun terjadi penurunan surplus, kinerja ekspor tahun lalu tetap patut diapresiasi.

Sebab, pada 2022 berhasil mencatatkan 473.602 unit, melesat sebanyak 60 persen untuk mobil utuh atau CBU, sedangkan untuk CKD unit meningkat 5 persen dibanding tahun sebelumnya.

"Mungkin secara nilai mengalami penurunan, tetapi secara volume naik nya cukup tinggi," kata Jongkie kepada Bisnis, Jumat (27/1/2023).

Seperti diberitakan sebelumnya, neraca dagang produk otomotif yang dihimpun dalam kode HS 87 pada 2022 mencatatkan tren positif dengan mengalami surplus US$1,48 miliar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah surplus pada 2022 itu tidak lebih baik dari tahun sebelumnya yang berhasil mencetak surplus US$1,93 miliar. Alhasil, neraca dagang sektor otomotif itu mengalami penurunan 23,4 persen.

Dalam catatan Bisnis, penyusutan surplus ini terjadi juga pada periode 2021 yang menurun 10 persen. Mengingat kinerja pada 2020 jumlah neraca dagang otomotif membukukan surplus US$2,16 miliar.

Secara rinci, kontributor terbesar ekspor berasal dari kode HS 8703 yang merupakan mobil dan kendaraan bermotor untuk pengangkutan penumpang, termasuk station wagon. Produk tersebut menyumbang nilai ekspor sebesar US$5,5 miliar, tumbuh 65 persen secara tahunan.

Di sisi lain, impor juga mengalami kenaikan signifikan pada tahun lalu. Kontribusi impor produk otomotif terbesar datang dari produk kendaraan bermotor untuk pengangkutan barang HS 8704 senilai US$2,41 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper