Bisnis.com, JAKARTA – Neraca dagang produk otomotif yang dihimpun dalam kode HS 87 pada 2022 mencatatkan tren positif dengan mengalami surplus US$1,48 miliar. Namun, jumlah tersebut menyusut dibandingkan beberapa tahun belakangan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah tersebut surplus pada 2022 itu tidak lebih baik dari tahun sebelumnya yang berhasil mencetak surplus US$1,93 miliar. Alhasil, neraca dagang sektor otomotif itu mengalami penurunan 23,4 persen.
Dalam catatan Bisnis, penyusutan surplus ini terjadi juga pada periode 2021 yang menurun 10 persen. Mengingat kinerja pada 2020 jumlah neraca dagang otomotif membukukan surplus US$2,16 miliar.
Mengacu pada data yang sama, kinerja ekspor produk kendaraan bermotor dan bagiannya tercatat tercatat sebanyak US$10,98 miliar sepanjang 2022. Saat bersamaan, nilai impor produk otomotif tembus US$9,5 miliar.
Secara rinci, kontributor terbesar ekspor berasal dari kode HS 8703 yang merupakan mobil dan kendaraan bermotor untuk pengangkutan penumpang, termasuk station wagon. Produk tersebut menyumbang nilai ekspor sebesar US$5,5 miliar, tumbuh 65 persen secara tahunan.
Kontributor terbesar kedua ekspor otomotif berasal dari aksesoris dan part kendaraan bermotor. Produk yang dihimpun dalam HS 8708 itu tercatat mengoleksi nilai ekspor sebesar US$2 miliar, meningkat tipis 4,65 persen dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga
Tidak hanya produk roda empat dan komponennya, ekspor juga disumbangkan produk roda dua. Nilai ekspor sepda motor (moped) yang dihimpun dalam HS 8711, sebesar US$1,55 miliar sepanjang 2022.
Di sisi lain, impor juga mengalami kenaikan signifikan pada tahun lalu. Kontribusi impor produk otomotif terbesar datang dari produk kendaraan bermotor untuk pengangkutan barang (8704) senilai US$2,41 miliar.
Impor lainnya yang signifikan adalah mobil penumpang, station wagon (HS8703) sebesar US$1,24 miliar.
Dari data berbeda, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatatkan ekspor model mobil utuh (CBU) mencapai 437.602 unit sepanjang 2022, tumbuh secara signifikan dari tahun sebelumnya sebesar 60,7 persen.
Dari data yang dirilis Gaikindo, lima besar eksportir terbanyak rata-rata telah memetik pertumbuhan secara tahunan atau year on year (yoy). Kinerja ekspor tahun lalu didominasi Daihatsu dengan berhasil mencatatkan 160.254 unit, melambung 30,6 persen dibanding tahun sebelumnya.