Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! Surplus Neraca Dagang Sektor Otomotif Lagi-lagi Turun pada 2022

Sektor otomotif menyetor surplus neraca dagang sebesar US$1,48 miliar sepanjang tahun lalu.
Presiden Joko Widodo, dan Presiden Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Cahyono pada acara peluncuran ekspor mobil Toyota di Jakarta. /TMMIN
Presiden Joko Widodo, dan Presiden Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Cahyono pada acara peluncuran ekspor mobil Toyota di Jakarta. /TMMIN

Bisnis.com, JAKARTA – Neraca dagang produk otomotif yang dihimpun dalam kode HS 87 pada 2022 mencatatkan tren positif dengan mengalami surplus US$1,48 miliar. Namun, jumlah tersebut menyusut dibandingkan beberapa tahun belakangan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah tersebut surplus pada 2022 itu tidak lebih baik dari tahun sebelumnya yang berhasil mencetak surplus US$1,93 miliar. Alhasil, neraca dagang sektor otomotif itu mengalami penurunan 23,4 persen.

Dalam catatan Bisnis, penyusutan surplus ini terjadi juga pada periode 2021 yang menurun 10 persen. Mengingat kinerja pada 2020 jumlah neraca dagang otomotif membukukan surplus US$2,16 miliar.

Mengacu pada data yang sama, kinerja ekspor produk kendaraan bermotor dan bagiannya tercatat tercatat sebanyak US$10,98 miliar sepanjang 2022. Saat bersamaan, nilai impor produk otomotif tembus US$9,5 miliar.

Secara rinci, kontributor terbesar ekspor berasal dari kode HS 8703 yang merupakan mobil dan kendaraan bermotor untuk pengangkutan penumpang, termasuk station wagon. Produk tersebut menyumbang nilai ekspor sebesar US$5,5 miliar, tumbuh 65 persen secara tahunan.

Kontributor terbesar kedua ekspor otomotif berasal dari aksesoris dan part kendaraan bermotor. Produk yang dihimpun dalam HS 8708 itu tercatat mengoleksi nilai ekspor sebesar US$2 miliar, meningkat tipis 4,65 persen dibandingkan tahun lalu.

Tidak hanya produk roda empat dan komponennya, ekspor juga disumbangkan produk roda dua. Nilai ekspor sepda motor (moped) yang dihimpun dalam HS 8711, sebesar US$1,55 miliar sepanjang 2022.

Di sisi lain, impor juga mengalami kenaikan signifikan pada tahun lalu. Kontribusi impor produk otomotif terbesar datang dari produk kendaraan bermotor untuk pengangkutan barang (8704) senilai US$2,41 miliar.

Impor lainnya yang signifikan adalah mobil penumpang, station wagon (HS8703) sebesar US$1,24 miliar.

Dari data berbeda, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatatkan ekspor model mobil utuh (CBU) mencapai 437.602 unit sepanjang 2022, tumbuh secara signifikan dari tahun sebelumnya sebesar 60,7 persen.

Dari data yang dirilis Gaikindo, lima besar eksportir terbanyak rata-rata telah memetik pertumbuhan secara tahunan atau year on year (yoy). Kinerja ekspor tahun lalu didominasi Daihatsu dengan berhasil mencatatkan 160.254 unit, melambung 30,6 persen dibanding tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper