Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fadli Zon Singgung VinFast, Mobil Listrik Indonesia ke Mana?

Vinfast V8 telah melejit di pasar internasional dengan eskpor perdananya ke Amerika Serikat sebanyak 999 unit.
Vinfast akan memproduksi mobil listrik di Vietnam pada tahun depan, kemudian menjajaki pasar ekspor ke Amerika Serikat. /ANTARA
Vinfast akan memproduksi mobil listrik di Vietnam pada tahun depan, kemudian menjajaki pasar ekspor ke Amerika Serikat. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Mobil listrik nasional asal Vietnam, Vinfast V8 telah melejit di pasar internasional dengan eskpor perdananya ke Amerika Serikat sebanyak 999 unit.

Pencapaian tersebut dipuji oleh politisi Parta Gerindra Fadli Zon saat menunggangi mobil listrik SUV itu. "Vietnam negara tetangga kita, sudah punya mobil listrik produksi dalam negeri 'Vinfast' dan sudah ekspor 999 mobil ke Amerika Serikat. Tak banyak sesumbar, Vietnam maju melesat," tulisnya di Twitter belum lama ini.

Lantas, bagaimana geliat mobil listrik nasional di Indonesia?

Berdasarkan catatan Bisnis, perkembangan mobil listrik di Indonesia sudah berjalan jauh sebelum mobil listrik semarak seperti sekarang. Pada 2013, Indonesia memiliki sosok pengembang mobil listrik yang paling menonjol kala itu, yakni Dasep Ahmadi.

Dasep yang jebolan ITB dan pernah berkarir di sebuah produsen otomotif ternama Tanah Air, sejak awal berupaya keras mengembangkan otomotif berbasis listrik buatan dalam negeri.

Kemudian, Dahlan Iskan yang kala itu menjabat sebagai Menteri BUMN meminta Dasep membuat 16 unit prototipe Evina dengan dana Rp32 miliar yang didapat dari PT BRI, PT PGN, dan PT Pertamina.

Evina atau Electric Vehicle Indonesia ini merupakan mobil listrik yang dibekali mesin listrik bertenaga 50 hp atau setara mesin bensin 900 cc. Mobil yang mampu memuat lima orang itu dibekali baterai lithium ion 21 kW berjumlah 26 buah. Setelah di-charge selama empat jam, baterai tersebut mampu membawa Evina melaju sejauh 135 km dengan kecepatan maksimum yang diklaim mencapai 120 km/jam.

Mobil listrik Evina ini diminta Dahlan untuk diproduksi massal sebanyak 1.000 hingga 2.000 unit pada tahap pertama. Mobil listrik yang menjanjikan dari Dasep ini kala itu akan dilepas ke pasaran dengan harga Rp135 jutaan atau lebih murah.

Namun, rencana produksi mobil listrik itu harus sirna ketika Dasep harus menerima hukuman tujuh tahun penjara, denda Rp200 juta dan diwajibkan membayar uang ganti rugi sebesar Rp17,1 miliar. Sebab, Dasep dianggap telah menggelapkan dana yang seharusnya digunakan untuk menciptakan mobil listrik.

Selain nama Dasep, pernah muncul juga produk lokal bernama Elvi (Electric Vehicle) yang berasal dari Ketua Umum Asosiasi Pengembang Kendaraan Listrik Bermerk Nasional (Apklibernas) Sosok Sukotjo.

Mobil listrik cap lokal ini sebenernya telah mengantongi mengantongi sertifikat uji tipe. Sayangnya, kelanjutan proyek Apklibernas surut, tenggelam oleh gelombang pasang elektrifikasi yang dipicu kelahiran Perpres No. 55/2019.

Pasalnya, meksipun dalam beleid itu diamanatkan pengembangan dan riset kendaraan listrik, tetapi yang muncul kemudian malah gempuran dari produk impor mobil listrik luar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper