Bisnis.com, JAKARTA- Toyota Astra Motor menilai rencana kebijakan pemberian subsidi bagi mobil listrik, battery electric vehicle atau BEV dan hybrid electric vehicle (HEV) merupakan rangsangan bagi para prinsipal melokalisasi produk.
Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengungkapkan sejauh ini produk-produk BEV besutan Toyota masih mengandalkan impor, seperti bZ4X dan Lexus Ux 300 e. Seiring dengan permintaan pasar, serta arahan pemintah, bukan tidak mungkin prinsipal asal Jepang itu melokalisasi produk.
Saat ini saja, Toyota Indonesia telah berhasil melokalisasi produk HEV lewat kehadiran All New Kijang Innova Zenix. Bahkan, sebagai produk anyar, Zenix telah memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang diklaim menembus 65 persen.
Dengan demikian, sebut Anton, dengan adanya kebijakan subsidi pembelian mobil listrik BEV maupun HEV dari pemerintah, bakal menguatkan lobi terhadap prinsipal untuk melokalisasi produk. “Kami pasti selalu meminta prinsipal untuk consider, ke depannya tidak hanya impor, tapi ke depannya made in indonesia untuk BEV,” tukasnya di sela “Journalist Test Drive All New Kijang Innova Zenix”, Senin (19/12/2022).
Ke depan, kata Anton, sewaktu kebijakan subsidi pembelian mobil listrik direalisasi, Toyota Indonesia memiliki peluang lebih besar untuk meminta Toyota Motors membesut produk BEV dan HEV secara lokal. “Karena persiapan produksi lokal butuh waktu ya. Jadi kita berharap mudah-mudahan kami diberikan waktu yang cukup untuk mendapatkan produknya untuk local production,” ungkapnya.
Secara keseluruhan, TAM mengapresiasi rencana kebijakan pemberian subsidi mobil listrik yang juga memasukan model HEV. Sejauh ini, para pemain industri tengah menunggu aturan teknis dan detail skema pemberian subsidi tersebut.
Baca Juga
Sebab, kata Anton, para Agen Pemengang Merek (APM) akan melakukan berbagai penyesuaian sebagai imbas realisasi kebijakan subsidi. “Kami harus memikirkan ini pemberian potongannya di mana, PPnBM-nya juga sudah rendah. Sehingga ini harus ada skema pemotongan lagi, di mana tepatnya. Secara keseluruhan, kami tentunya apresiasi kebijakan ini,” tutupnya.
Sejauh ini, mobil listrik yang mencakup BEV, HEV, dan PHEV memiliki pangsa pasar 1,13 persen dari total penjualan mobil domestik Januari hingga November sebesar 942.499 unit.
Rinciannya, mobil listrik murni atau BEV sudah terjual sebanyak 7.911 unit dari Januari hingga November 2022. Penjualan mobil listrik murni ini didominasi oleh mobil listri dari Wuling, yakni Air ev yang sudah terjual 5.921 unit.
Kemudian, mobil listrik hybrid telah terjual 2.812 unit dengan penjualan yang didominasi oleh Corolla Cross hybrid dengan total 920 unit. Menariknya, pada segmen hybrid ada pendatang baru yang belum genap sebulan meluncur All New Kijang Innova Zenix Hybrid, sudah berhasil terjual 624 unit hingga akhir November.
Selanjutnya, pada segmen PHEV berkontribusi sebanyak 10 unit dari Outlander PHEV. Secara total penjualan mobil listrik Januari hingga November 2022 terjual 10.733 unit. Kinerja itu melesat 272,15 persen dibandingkan 2.884 unit pada periode sama tahun lalu.
Adapun, pemberian insentif kendaraan listrik terus menjadi perbincangan saat ini. Pasalnya, perkiraan angka insentif yang diungkapkan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita baru-baru ini menuai perhatian publik.
Agus menyampaikan insentif mobil listrik murni sebesar Rp80 juta, sedangkan untuk mobil listrik berbasis hybrid sebanyak Rp40 juta. Tentunya, pemberian insentif ini memiliki syarat diberikan kepada mobil listrik yang sudah diproduksi secara lokal dengan ketentuan TKDN Permenperin No.6/2022.