Bisnis.com, JAKARTA - Proyek Proving Ground atau Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) antara pemerintah dan badan usaha swasta memiliki investasi sebesar Rp1,74 triliun hingga Rp2 triliun.
Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani membeberkan, besaran investasi dalam proyek pembangunan lapangan uji tes kendaraan ini mencapai Rp1,74 triliun-Rp2 triliun dengan nilai Internal Rate of Return (IRR) berada di level 11 persen.
“Nilai proyek Proving Ground di Bekasi itu mencapai Rp1,74 triliun-Rp2 triliun dengan return pada level 11 persen,” ujar Sri Mulyani dalam acara penandatanganan kerja sama proyek BPLJSKB, Senin (31/10/2022).
Lebih lanjut, Sri Mulyani menambahkan proyek ini memiliki skema kerja sama dengan badan usaha atau KPBU. Artinya, pemerintah akan melakukan pengembalian uang kepada badan usaha swasta dengan nilai yang sudah ditetapkan.
Sri Mulyani memperkirakan besaran pengembalian atau availability payment per tahun dari proyek ini sebesar Rp340,8 miliar per tahun.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Hendro Sugiatno mengatakan, proyek ini dilelang senilai Rp1,98 triliun dengan IRR di level 8,89 persen, dan pengembalian per tahun mencapai Rp339,9 miliar.
Baca Juga
“Proyek ini awalnya dilelang dengan nilai investasi Rp1,98 triliun menggunakan pengembalian investasi atau availability payment sebesar Rp339,9 miliar per tahun,” jelas Hendro.
Sebagai informasi, proyek BPLJSKB telah melakukan lelang untuk mencari konsorsium pada Agustus 2022. Dalam lelang tersebut, terpilih enam perusahaan yang akan menjadi konsorsium, yakni PT Gobel Internasional, PT Bintang Pradipa Persada, Toyota Tsusho Corporation, Japan Overseas Infrastructure, PT Hutama Karya dan PT Astra Daihatsu Motor.
Keenam perusahaan tersebut tergabung dalam perusahaan PT Indonesia International Automotive Proving Ground untuk memimpin proyek BPLJSKB.