Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Penjualan Mobil Semester I/2022 Tumbuh 20,8 Persen, tapi Kinerja Mulai Melambat

Penjualan mobil pada semester I/2022 sebanyak 475.321 unit. Realisasinya tumbuh 20,80 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 393.466 unit.
Petugas berdiri di dekat deretan mobil baru yang terparkir di PT Indonesia Terminal Kendaraan atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, Kamis (11/2/2021). /Antara Foto-Aprillio Akbar.
Petugas berdiri di dekat deretan mobil baru yang terparkir di PT Indonesia Terminal Kendaraan atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, Kamis (11/2/2021). /Antara Foto-Aprillio Akbar.

Bisnis.com, JAKARTA – Seperti yang diprediksi pelaku usaha industri otomotif, penjualan wholesales kendaraan roda empat pada Juni bakal lebih baik dari Mei yang turun cukup dalam. Meski begitu, angkanya masih di bawah 80.000 unit.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales pada Juni sebanyak 79.168 unit. Realisasi tersebut naik 60,08 persen dari bulan sebelumnya sebesar 49.453 unit.

Meski tumbuh cukup signifikan, penjualan pada Juni tidak seperti bulan-bulan sebelumnya sepanjang 2022 yang terserap di atas 80.000 kendaraan.

Pada 4 bulan pertama tahun ini, secara berturut-turut penjualan wholesales yaitu Januari sebanyak 84.061, Februari sebesar 81.224, Maret mencapai 98.536, dan April sekitar 82.879 unit.

Jika ditotal, penjualan mobil pada semester I/2022 sebanyak 475.321 unit. Realisasinya tumbuh 20,80 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 393.466 unit.

Pertumbuhan penjualan wholesales pada Juni sesuai dengan prediksi. Bulan sebelumnya, permintaan turun 24,57 persen.

Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang membuat penjualan mobil pada Mei terperosok. Saat itu, waktu kerja pendek karena banyak libur nasional.

Faktor kedua adalah pemerintah Tiongkok yang kembali melakukan lockdown akibat melonjaknya Covid-19. Pembatasan itu membuat semikonduktor menjadi makin langka.

Terakhir, efek lebaran telah usai. Pemerintah yang membolehkan mudik membuat masyarakat membelanjakan uangnya di kampung halaman. Akibatnya, tabungan mereka menipis.

“Kalau dilihat dari rata-rata hari kerja yang pendek, sebenarnya masih dalam kondisi yang memadai. Mudah-mudahan segera kembali pulih karena hari kerja sudah normal,” katanya saat dihubungi pertengahan bulan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper