Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Penjualan Mobil Dijegal Kelangkaan Cip Semikonduktor, Target Tahunan Bisa Meleset

Realisasi penjualan mobil selama paruh pertama tahun ini merupakan cerminan bagi semester kedua. Kelangkaan cip semikonduktor bakal menghambat pencapaian target penjualan yang dipatok 900.000 unit pada tahun ini.
Petugas berdiri di dekat deretan mobil baru yang terparkir di PT Indonesia Terminal Kendaraan atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, Kamis (11/2/2021). /Antara Foto-Aprillio Akbar.
Petugas berdiri di dekat deretan mobil baru yang terparkir di PT Indonesia Terminal Kendaraan atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, Kamis (11/2/2021). /Antara Foto-Aprillio Akbar.

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri otomotif di Tanah Air masih menghadapi kelangkaan mikrocip atau semikonduktor yang menghambat kinerja penjualan pada paruh pertama tahun ini, terutamanya bagi segmen mobil menengah ke atas. 

“Memang masih ada kendala untuk mobil-mobil yang menengah ke atas. Akan tetapi tidak terlalu mengganggu mobil-mobil yang di produksi dalam negeri,” kata Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiharto melalui pesan instan, Jumat (1/7/2022).

Jongkie tidak memaparkan secara detail kendala tersebut. Namun dia masih berharap target penjualan yang dipatok pada tahun ini dapat digapai. 

“Kami harapkan agar proyeksi penjualan 900.000 unit untuk tahun 2022 dapat tercapai,” jelasnya.

Segmen mobil menengah ke atas sangat terpengaruh terhadap kelangkaan cip semikonduktor. Segmen premium tersebut ikut terseok kendala pasokan. 

Corporate Communications BMW Group Indonesia Jodie O’tania mengatakan kelangkaan semikonduktor atau mikrocip akan berlangsung beberapa lama. Untuk BMW,  kelangkaan mikrocip membuat beberapa model yang diimpor secara utuh mengalami hambatan. 

Akibatnya, perusahaan harus membuat skema inden untuk produk CBU (Completely Built Up/CBU). Waktu tunggunya pun bisa mencapai satu tahun.

“Ada beberapa model seperti itu,” terang Jodie kemarin.

Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengatakan  sebenarnya kondisi di Tanah Air akibat dampak semikonduktor lebih beruntung. Pelaku industri masih tetap berproduksi.

Dia mengaku dibandingkan negara lain seperti Amerika Serikat dan Jepang dampak kelangkaan cip semikonduktor bahkan membuat pabrik berhenti produksi. Bahkan, penyetopan produksi bisa sepekan lamanya. 

Sama seperti BMW, masih langkanya semikonduktor membuat Toyota kesulitan menyediakan kendaraan CBU. Meski volume mobil tersebut tidak besar,  tetap membuat perusahaan harus menerapkan kebijakan inden.

Kedua yang membuat Toyota harus menunggu adalah berhubungan dengan mesin diesel karena produk tersebut masih impor. Sisanya, tambah Anton, masih aman.

Kelangkaan semikonduktor membuat perusahaan terhambat dalam berproduksi. Kondisi ini diperparah kebijakan China yang melakukan karantina wilayah. 

“Jadi beberapa bulan belakangan banyak juga planning produksi yang dikurangi. Bahkan, kita juga harus menunggu kira-kira bulan ke depan seperti apa. Tetapi mudah-mudahan ke depan tidak diperburuk dengan hal lain,” terangnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper