Bisnis.com, JAKARTA- James Riley merupakan ayah dari Barret korban tewas kecelakaan yang mengendari Tesla di Amerika Serikat. Keluarga Riley yang sebelumnya dikenal sebagai konsumen loyal pabrikan milik Elon Musk itu kini menjadi rival perusahaan di pengadilan.
Dikutip dari Bloomberg, Senin (11/7/2022), sebelum kejadian nahas itu, Keluarga Riley sangat menaruh kepercayaan tinggi terhadap Tesla. Sang Ayah tercatat sebagai salah satu dari 700 pemilik pertama Tesla Model S. Sedangkan Jenny Riley, istrinya, kemudian semakin dekat dengan para punggawa layanan Tesla di daerahnya.
Sepenuturan Riley, keluarganya merupakan penggila Tesla. Sosok mantan pilot militer dan maskapai komersial itu kini berprofesi sebagai pemilik perusahaan teknologi di Amerika Serikat. Karena itu, keluarga ini sangat memiliki kemampuan memborong beberapa Tesla setelah pembelian perdana.
Setelah membeli Tesla Model S pada 2010 yang dengan sabar memakan waktu inden dua tahun, Riley memborong Tesla Model X untuk sang istri. Bahkan keluarga itupun diakui sebagai pelanggan VIP bagi Tesla.
Dia mengungkapkan ada beberapa model Tesla lainnya yang dimiliki. Sepanjang hubungan mesra itu, bahkan Jenny sangat akrab dengan para petugas layanan Tesla. Sosoknya dianggap sebagai “ibu kedua” bagi para pegawai Tesla yang selalu mengurus permasalahan mobil.
Bukti kedekatan keluarga Riley dengan Tesla pun ditunjukkan dengan undangan khusus menyaksikan peresmian pabrik Tesla Gigafactory di Nevada pada 2016. Saat itu, sang anak yakni Barret ikut dalam acara meriah tersebut.
Baca Juga
Riley mengungkapkan Barret menjadi semakin cinta dengan Tesla terlebih saat menyaksikan Musk berpidato. Barret yang waktu itu masih bersekolah menengah atas, bahkan bernafsu menjadi mahasiswa Universitas Purdue yang mendapatkan program magang khusus Tesla.
Kisah manis keluarga Riley dan Tesla itupun berujung petaka. Pada Minggu kemarin, di Gedung Pengadilan Federal, Florida, James Riley menangis sesenggukan. Dia menuding Tesla Inc. telah melakukan kelalaian yang menyebabkan Barret tewas dalam kecelakaan.
Dini hari tanggal 8 Mei 2018, tak lama sebelum memulai tahun pertamanya di Universitas Purdue, Barrett meninggal dalam kecelakaan. Dia menabrakkan Tesla S ayahnya ke dinding sebuah rumah. Temannya di kursi penumpang depan juga tewas, seorang teman di kursi belakang selamat.
Tesla berpendapat bahwa Barrett Riley memiliki sejarah mengemudi yang berbahaya dan bahwa orang tuanya gagal mengendalikannya sebelum dia kehilangan kendali atas mobil saat mengemudi 116 mil per jam (187 kilometer per jam) di Seabreeze Boulevard di Fort Lauderdale, Florida.
James Riley berpendapat pembuat mobil paling berharga di dunia seharusnya tidak menonaktifkan fitur pembatas kecepatan yang dipasang oleh teknisi Tesla atas permintaan istrinya setelah Barrett ditilang beberapa minggu sebelumnya karena mengemudi dengan kecepatan 112 mph di zona 50 mph.
Pertikaian tersebut menandai pertama kalinya Tesla harus membela diri di persidangan atas kecelakaan fatal yang melibatkan salah satu mobilnya. Ini adalah perubahan yang luar biasa bagi sebuah keluarga yang sebelumnya sangat setia kepada perusahaan.