Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Federal Amerika Serikat (AS) tengah menyoroti fitur berkendara otomatis dalam mobil Tesla yang disebut Autopilot. Bahkan, lembaga terkait telah meningkatkan penyelidikan ke tahap analisis teknis.
Berdasarkan laporan Lembaga Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA), bagian dari Departemen Transportasi AS, evaluasi awal terhadap Tesla Autopilot telah dimulai sejak Agustus 2021.
Sejak saat itu, penyelidikan NHTSA mencakup ulasan terhadap beberapa kecelakaan yang mengakibatkan 15 korban luka dan 1 orang meninggal dunia. NHTSA juga menyoroti kasus yang kerap terjadi di kondisi kurang cahaya, di mana fitur Tesla Autopilot beberapa kali menabrak ambulans dan kendaraan polisi yang sedang parkir.
Dilansir dari Washington Post, Sabtu (11/6/2022), alasan NHTSA meningkatkan status penyelidikan dari evaluasi awal menjadi analisis teknis, terutama setelah ditemukan pola-pola yang sama di beberapa kasus, di mana Tesla Autopilot disebut bisa memperburuk faktor kesalahan manusia dan meningkatkan risiko kebiasaan berkendara yang buruk.
Sebagai informasi, Tesla Autopilot memiliki fitur utama menjaga kendaraan berada di sebuah jalur secara otomatis, membuat perubahan jalur, dan menjaga jarak aman dengan kendaraan lain. Fitur ini menggunakan AI yang dibantu sensor dan kamera untuk mendeteksi jalur, rintangan, dan kendaraan di sekitar.
Tesla pun telah mengingatkan bahwa kendati memungkinkan pengemudi menyerahkan beberapa tugas kepada fitur otomatis, pengemudi diminta untuk memperhatikan, mobil pun berusaha memantau bagaimana kondisi pengemudi ketika menggunakan fitur ini.
Baca Juga
Namun, NHTSA justru menemukan fakta bahwa dalam beberapa kecelakaan, pengemudi sebenarnya telah meminta akses kendali manual, rata-rata 8 detik sebelum tabrakan. Tapi dalam kasus ketika fitur Autopilot aktif, tidak ada pengemudi yang melakukan tindakan mengelak antara 2-5 detik sebelum tabrakan.
Penyelidikan mencakup sekitar 830.000 kendaraan yang berasal dari model Tesla sejak 2014 sampai saat ini. Apabila bukti-bukti lanjutan telah terkumpul, Tesla terancam hukuman penarikan fitur, bahkan penarikan kendaraan.
Walaupun belum memberikan tanggapan terkait laporan ini, CEO Tesla Elon Musk dan pihaknya sempat intensif berkampanye bahwa fitur Tesla Autopilot justru lebih aman daripada mengemudi normal, dengan basis argumentasi membandingkan beberapa data kecelakaan.
Selain itu, Tesla punya kemampuan untuk update perangkat lunak secara jarak jauh yang bisa mengubah algoritma kalkulasi fitur Tesla Autopilot, bahkan memperbaiki masalah keselamatan.
Salah satunya, pembaruan perangkat lunak di akhir tahun lalu untuk memperbaiki kemampuan Tesla Autopilot mendeteksi kendaraan darurat seperti mobil polisi, dalam cahaya redup dengan lebih baik.
Namun, NHTSA menilai upaya ini Tesla tidak cukup, karena update secara satu arah sama saja menjadikan pengemudi sebagai kelinci percobaan. NHTSA meminta Tesla memberikan dokumen yang diperlukan untuk memberi tahu regulator tentang perubahan-perubahan teknis yang digelar setiap ada update perangkat lunak.