Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Atasi Kelangkaan Cip Semikonduktor, Ekonom: Cari Pasar Alternatif!

Pemerintah dinilai perlu mencari pasar alternatif lain untuk mengatasi masalah kelangkaan stok mikrocip atau semikonduktor.
Menjelang akhir 2020, Sorento baru juga akan tersedia di pasar-pasar tertentu untuk pertama kalinya sebagai plug-in hybrid, dengan produksi akan dimulai di Hwasung di akhir tahun. /Kian
Menjelang akhir 2020, Sorento baru juga akan tersedia di pasar-pasar tertentu untuk pertama kalinya sebagai plug-in hybrid, dengan produksi akan dimulai di Hwasung di akhir tahun. /Kian

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Center of Reform of Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan pemerintah perlu mencari pasar alternatif lain untuk mengatasi masalah kelangkaan stok mikrocip atau semikonduktor. Hal itu dilakukan untuk menjaga industri dalam negeri, khususnya otomotif.

“Karena kita tahu produsen cip ini adalah produsen global dan di-setting bersamaan,” kata Yusuf saat dihubungi, Senin (6/6/2022).

Di saat yang sama, Yusuf menjelaskan bahwa Indonesia juga harus bersaing dengan banyak negara yang meningkatkan permintaan cip. Komponen tersebut bukan hanya untuk industri otomotif, tapi juga produk-produk elektronik.

“Alhasil pemerintah perlu menyiapkan langkah seperti mencari pasar alternatif dari impor produksi semikonduktor untuk otomotif ini,” ujarnya.

Kelangkaan mikrocip yang menjadi salah satu komponen utama mobil membuat produksi kendaraan roda empat terhambat. Yusuf menerangkan bahwa kelangkaan semikonduktor untuk produk otomotif sudah terjadi dari tahun lalu. Berkaca pada kondisi saat ini, belum ada tanda-tanda akan terselesaikan secara global.

“Artinya, konsumen dan juga produsen seharusnya sudah siap untuk menghadapi dampak langsung dari krisis cip semikonduktor ini. Setidaknya sampai dengan akhir tahun depan di mana beberapa prediksi menyebutkan di tahun itulah baru krisis ini akan terselesaikan,” tuturnya.

Terbatasnya mikrocip di tengah tren pemulihan ekonomi mulai terasa pada penjualan mobil baru. Produsen tidak bisa mengimbangi permintaan konsumen yang mulai tinggi. Itu terlihat dari data penjualan mobil domestik yang dikeluarkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

Gaikindo mencatat pada April 2022 sebanyak 82.877 unit mobil terjual. Realisasi tersebut turun 15,89 persen dari bulan sebelumnya. Pada Maret 2022, total penjualan domestik sebanyak 98.544 unit.

Meski penjualan April 2022 turun secara bulanan (month to month/mtm), masih lebih baik jika dibandingkan tahun lalu (year to year/yty). Penjualan pada 2021 sebanyak 78.908 unit. Artinya, ada kenaikan 5,02 persen.

Jika dilihat secara ytd, penjualan pada 2022 sebanyak 346.849 unit. Realisasi tersebut melonjak signifikan dari periode yang sama tahun lalu, yaitu 30,43 persen (265.934 unit).

Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiharto mengatakan bahwa ada beberapa catatan mengapa penjualan bulan lalu secara bulanan turun. Selain itu juga evaluasi dia sepanjang tahun 2022.

“Relaksasi PPnBM [pajak penjualan atas barang mewah] berahir di Maret, April bulan puasa, bulan pendek, dan kendala supply microchip,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper