Bisnis.com, JAKARTA – Masih terbatasnya pasokan mikrocip semikonduktor dunia membuat industri otomotif, khususnya roda empat di Indonesia mengalami kendala. Beberapa kendaraan yang dibuat Toyota harus memakai skema inden atau konsumen harus menunggu meski sudah membayar.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengatakan bahwa saat ini situasi produksi di perusahaannya masih dinamis.
“Beberapa model CKD [completely knock down/komponen impor belum dirakit] stok ada. Beberapa model khususnya mobil impor, ada inden,” kata Anton saat dihubungi, Senin (6/6/2022).
Anton mengaku tidak bisa menyamaratakan waktu inden mobil. Pasalnya, setiap model bisa berbeda-beda waktu inden mobilnya.
“Saat ini fokus ke model yang stok [mobil] available, secara jumlah masih ada,” ujarnya.
Terbatasnya mikrocip berdampak pada penjualan mobil baru. Padahal, ekonomi sedang kembali menuju normal dan minat masyarakat mempunyai kendaraan baru tinggi. Hal itu terlihat dari data penjualan mobil domestik yang dikeluarkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Gaikindo mencatat pada April sebanyak 82.877 unit mobil terjual. Realisasi tersebut turun 15,89 persen dari bulan sebelumnya. Pada Maret, total penjualan domestik sebanyak 98.544 unit.
Meski penjualan April 2022 turun secara bulanan (month to month/mtm), masih lebih baik jika dibandingkan tahun lalu (year to year/yty). Penjualan pada 2021 sebanyak 78.908 unit. Artinya, ada kenaikan 5,02 persen.
Jika dilihat secara ytd, penjualan pada 2022 sebanyak 346.849 unit. Realisasi tersebut melonjak signifikan dari periode yang sama tahun lalu, yaitu 30,43 persen (265.934 unit).
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiharto mengatakan bahwa ada beberapa catatan mengapa penjualan bulan lalu secara bulanan turun. Selain itu juga evaluasi dia sepanjang tahun 2022.
“Relaksasi PPnBM [pajak penjualan atas barang mewah] berahir di Maret, April bulan puasa, bulan pendek, dan kendala suplai microchip,” ungkapnya.