Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Cip Semikonduktor Mulai Bikin Gaikindo Khawatir

Permintaan Mulai Tinggi, Gaikindo Khawatir Ketersediaan Mikrocip Ganggu Industri Otomotif
Ketua Gaikindo Jongkie Sugiarto. /Bisnis
Ketua Gaikindo Jongkie Sugiarto. /Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa pelaku industri otomotif roda empat harus menggunakan skema inden bagi konsumen yang membeli mobil baru karena krisis cip semikonduktor. Masalah ini menjadi kekhawatiran karena permintaan mobil baru terbilang tinggi saat ini.

“Supply dari microcip masih menjadi kendala produksi KBM [kendaraan bermotor],” kata Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiharto melalui pesan singkat, Minggu (5/6/2022).

Saat ini stok mikrocip di seluruh dunia tengah terbatas. Jongkie menjelaskan bahwa itu berdampak pula pada industri otomotif Tanah Air yang sangat bergantung pada impor salah satu komponen penting mobil tersebut.

“Kan supplier microcipnya di luar negeri yang memang belum bisa 100 persen memenuhi permintaan pabrik-pabril mobil,” jelasnya.

Beberapa perusahaan otomotif mengakui saat ini harus memakai skema inden mobil baru. Business Innovation and Marketing & Sales Director PT Honda Prospect Motor Yusak Billy mengatakan bahwa penjualan perusahaan di tahun ini sangat terkait dengan ketersediaan bahan baku.

“Karena itu, kami telah memaksimalkan kapasitas produksi di pabrik untuk memenuhi permintaan konsumen untuk Honda Brio dalam waktu yang secepat mungkin,” katanya.

Yusak menjelaskan bahwa inden mobil baru tidak bisa dipukul rata. Untuk Brio contohnya, paling lama tiga bulan.

“Brio bisa satu sampai tiga bulan tergantung daerah, warna, dan tipenya,” jelasnya.

Hal yang sama dialami Subaru. Meluncurkan mobil barunya, yakni Forester generasi kelima setelah delapan tahun absen di Tanah Air, konsumen baru bisa mengendarainya pada Agustus.

“Jadi memang saat ini rasanya kita tahu bahwa masih ada masalah semikonduktor atau mikro cip yang rasanya hampir seluruh dunia dan hampir seluruh merek merasakan masalah ini,” kata Chief Operating Officer Subaru Indonesia Arie Christopher Setiadharma saat peluncuran di Flagship Dealer Plaza Subaru Alam Sutera, Tangerang Selatan, Rabu (18/5/2022).

Arie menjelaskan bahwa meski ada rentang menunggu tiga bulan, hal tersebut dirasa tidak terlalu lama. Berdasarkan prosedur, tambah Arie, ada tahapan yang harus dilewati untuk mobil baru, seperti Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). Langkah-langkah tersebut bisa diselesaikan terlebih dahulu sembari menunggu barang siap dikirim ke konsumen. 

“Jadi saat dikirim pada Agustus, sudah benar-benar siap jual dan konsumen tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan nomor polisi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper