Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Rusia Vs Ukraina, Toyota Hingga Honda Lakukan Ini

Toyota dan Honda bergabung dengan sejumlah produsen otomotif yang menangguhkan operasi di Rusia karena invasi ke Ukraina.
Pemadam kebakaran memadamkan api di sebuah rumah yang terbakar setelah serangan terbaru, di wilayah yang dikuasai separatis Donetsk, Ukraina, Senin (28/2/2022)./Antara-Reuters
Pemadam kebakaran memadamkan api di sebuah rumah yang terbakar setelah serangan terbaru, di wilayah yang dikuasai separatis Donetsk, Ukraina, Senin (28/2/2022)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -  Dua produsen mobil Jepang yakni Toyota dan Honda bergabung dengan sejumlah produsen otomotif global yang menarik bisnisnya di Rusia setelah adanya invasi ke Ukraina.

Dilansir dari Hindustan Times, Toyota dan Honda mengikuti jejak GM, Daimler,Volvo ,Volkswagen dan lain lainnya. Toyota Motor Corporation mengumumkan menghentikan pengiriman kendaraan ke Rusia dan juga memutuskan untuk menghentikan produksi pabrik di St. Petersburg, Rusia.  Di pabrik tersebut, Toyota memproduksi model RAV4 dan Camry.

"Seperti semua orang di seluruh dunia, Toyota mengamati perkembangan yang sedang berlangsung di Ukraina dengan perhatian besar terhadap keselamatan rakyat Ukraina dan berharap untuk kembali dengan aman ke perdamaian sesegera mungkin," kata Toyota dalam keterangan resmi.

Toyota adalah merk Jepang yang populer di Rusia. Perusahaan ini memproduksi sekitar 80.000 kendaraan di pabriknya di St. Petersburg yang mempekerjakan 2.000 staf.

Honda Motor Co juga telah memutuskan untuk menghentikan ekspor mobil dan sepeda motor ke Rusia. Meskipun Honda tidak memiliki pabrik di Rusia namun sekitar 1.500 SUV diekspor setiap tahun ke Rusia dari Amerika Serikat.

Honda pun mengatakan keputusan ini dikarenakan adanya gangguan rantai semikonduktor. Adapun keputusan dua perusahaan otomotif Jepang ini diharapkan akan menambah kekuatan dalam memboikot Rusia di industri otomotif global secara keseluruhan.

Sebagai informasi, sejumlah sanksi ekonomi sudah dilontarkan oleh AS dan Uni Eropa (EU) di mana diharapkan akan berdampak besar terhadap perekonomian Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Khadijah Shahnaz
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper