Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menerka Arah Kongsi Gojek, TOBA, Gesits, dan Pertamina

Belum genap sebulan Menteri BUMN Erick Thohir berujar agar Gojek maupun Grab mendukung produsen skutik listrik Gesits.
Presiden Joko Widodo menjajal sepeda motor listrik buatan dalam negeri 'Gesits', di halaman tengah Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/11/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo menjajal sepeda motor listrik buatan dalam negeri 'Gesits', di halaman tengah Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/11/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA- Pengumuman kerja sama antara beberapa korporasi itu yang dijadwalkan pada sore ini, Selasa (22/2/2022), seperti menjadi lanjutan episode dari kebijakan manufakturisasi kendaraan listrik di Tanah Air.

Belum genap sebulan Menteri BUMN Erick Thohir menyinggung agar Gojek maupun Grab menyerap produksi sepeda motor listrik buatan lokal Gesits, pengumuman kongsi inipun mengemuka.

Sebenarnya, sewaktu menyentil soal penggunaan Gesits oleh Gojek, Erick Thohir seakan tengah menyapa sang kakak Garibaldi Thohir atau biasa dipanggil Boy Thohir. Sosok Boy ini merupakan salah satu Komisaris Gojek yang kemudian menjadi konglomerasi GoTo.

Gesits merupakan produk skutik listrik yang awalnya merupakan pengembangan laboratorium otomotif Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Mulanya, Gesits dikerjasamakan dengan Garansindo yang pupus di tengah jalan.

Alhasil, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. yang merupakan perusahaan konstruksi pelat merah  melalui anak usahanya WIKA Karya Industri & Konstruksi mengambil alih. Kemudian mendirikan PT WIKA Industri Manufaktur (Wima) selaku prinsipal Gesits.

Sejauh ini, ribuan skutik listrik Gesits telah dipergunakan berbagai instansi pemerintah baik level pusat maupun daerah. Tingkat kandungan lokal Gesits diklaim hampir menyentuh 85 persen saat dikembangkan ITS, namun sewaktu memasuki manufakturisasi oleh Wima, prosentase itu sekitar 46 persen.

“Kalau ITS yang ciptakan waktu itu, TKDN bisa mencapai 80%. Namun karena ini untuk produksi massal, sangat sulit mendapatkan pasokan komponen untuk sepeda motor listrik, sehingga Wima juga terpaksa untuk mengimpor beberapa komponen, sehingga TKDN hanya 46% itu,” jelas M Nur, Tim Riset ITS yang mengembangkan Gesits kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Persoalannya, hingga kini untuk proses manufaktur, banyak bagian terutama komponen utama seperti baterai yang belum banyak dilokalisasi. Untuk Gesits, saat ini telah menggendong baterai buatan PT WIKA Industri Energi (Winner) yang berjenis baterai ion litihium berkapasitas 5.000 Wh.

Di sisi lain, pada November tahun lalu, Gojek mengumumkan untuk menggunakan sepeda motor listrik. Bukan Gesits, melainkan sepeda motor listrik Gogoro. Jika Gesits masih membutuhkan mekanisme isi daya (charging), skutik listrik Gogoro menggunakan baterai yang bisa dipertukarkan (battery swap).

Gojek pun memboyong Gogoro beserta fasilitas penukaran tersebut. Pada tahap awal, Gojek ingin mendatangkan sedikitnya 5.000 unit sepeda motor listrik.

Lantas, siapa Gogoro? Gogoro merupakan manufaktur asal Taiwan yang lebih dulu memperkenalkan sistem baterai, kemudian korporasi itupun meretas pasar sepeda motor listrik hingga ke Eropa.

Para pendiri Gogoro merupakan sosok-sosok yang matang di dunia teknologi, kebanyakan berasal dari HTC, produsen ponsel pintar. Kedua pendiri Gogoro, seperti dikutip dari Forbes, adalah Luke dan Matt Taylor yang bersepakat mendirikan Gogoro pada  2011. Kemampuan keduanya membesut bidang teknologi digital itupun dengan cepat mengangkat pamor Gogoro ke lingkungan industri otomotif seiring pengaruh IT yang semakin besar.

Gogoro pun fokus menggarap portofolio yang menggabungkan layanan dan inovasi dalam bisnis otomotif di tengah tren elektrifikasi. Portofolio itu antara lain bisnis pertukaran baterai, baterai pintar, layanan cloud, propulsi listrik kompak, dan desain kendaraan.

Tidak hanya itu, hubungan Gojek dengan Gogoro bukan sekadar kemitraan antar pengguna produk dan produsen skutik listrik. Lebih dari itu, keduanya memiliki hubungan afiliasi.

Seperti disebutkan dalam laman resmi Gogoro pada 18 Januari lalu, Gogoro membangun kemitraan strategis dengan berbagai raksasa teknologi global. Untuk urusan pendanaan, Gogoro mengandalkan instrumen PIPE (Private Investment in Public Equity).

Instrumen ini biasa digunakan untuk perusahaan yang membutuhkan modal kerja. Nama-nama besar seperti Hero Motorcorp dan Foxconn. Selain nama tersebut, nyatanya GoTo Group yang disebut sebagai perusahaan teknologi terbesar di Indonesia ikut mendanai Gogoro. GoTo sendiri merupakan kolaborasi antara Gojek Group dan Tokopedia.

KERJA SAMA

Sebulan pasca Gojek memboyong Gogoro, awal Desember tahun lalu giliran PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) yang meneken kerja sama dengan afiliasi GoTo tersebut. Berdasarkan fakta material yang disampaikan emiten, pada 9 Dsember 2021,  TOBA melalui anak usaha PT Karya Baru TBS,  bersepakat dengan usaha afiliasi Gojek bernama PT Rekan Anak Bangsa (RAB) mendirikan usaha patungan bernama PT Energi Kreasi Bersama (EKB).

EKB inilah yang dipercaya membesut perakitan, perdagangan, dan reparasi sepeda motor listrik yang kemudian diberi nama Electrum. Selain itu, seperti dikatakan Direktur Utama TOBA Dicky Yordan, EKB juga akan bergerak di bidang perakitan baterai motor, serta stasiun penukaran baterai kendaraan listrik (battery swap).

Untuk itu, EKB dibekali modal sebesar Rp71,7 miliar. TOBA mengungkapkan keterlibatan pada bisnis sepeda motor listrik tersebut sebagai bagian upaya perseroan untuk menghilangkan jejak karbon serta mencapai Net Zero Emission pada 2030.  

Di lain sisi, sebagaimana pengumuman peresmian kerja sama, kongsi ini juga melibatkan Gogoro dan Pertamina. Sehingga sangat mungkin kerja sama antara Gojek, TOBA, Gogoro, Gesits, dan Pertamina akan meliputi manufaktur sepeda motor, manufaktur baterai, serta bisnis penukaran baterai, dan tentunya perdagangan sepeda motor listrik itu sendiri.

Hal itupun sejalan dengan arah kebijakan pengembangan kendaraan listrik pemerintah. Belum lama ini, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengungkapkan pemerintah tengah menyiapkan aturan berupa Instruksi Presiden (Inpres) yang mengharuskan berbagai instansi untuk menggunakan kendaraan listrik.

Selain itu, pemerintah juga tengah mendorong adanya konversi teknologi konvensional pada kendaraan roda dua ke motor listrik. “Kami juga tengah menyusun standardisasi spesifikasi baterai untuk mendorong adanya battery swap,” kata Budi.

Mengingat kembali lontaran Erick Thohir terkait Gesits dan Gojek, seolah seperti berpantun dengan sejawat. Pantun itupun seakan berbalas dari kemauan TOBA yang dipimpin Pandu Sjahrir keponakan Menkomarves Luhut Pandjaitan dan Gojek yang di mana Boy Thohir menjabat komisaris.

 

 

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper