Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Balik Pertumbuhan Pasar Asean, Adu Jurus Selamatkan Industri Otomotif

Thailand, Indonesia, Malaysia, bahkan Vietnam dan Filipina tengah berjuang menciptakan permintaan pasar otomotif selama diterjang pandemi Covid-19 dalam dua tahun belakangan. Penjualan mobil di kawasan Asean kembali memetik pertumbuhan pada tahun lalu.
Ilustrasi Pabrik Mobil/Istimewa
Ilustrasi Pabrik Mobil/Istimewa

MENGEREM PENURUNAN

Sebaliknya Malaysia menghadapi tantangan jauh lebih berat dibandingkan sekondan Asean lainnya. Malaysia harus mencurahkan tenaga agar laju penurunan pasar tidak terlalu besar.

Negeri Jiran itu mengoleksi penjualan domestik sebanyak 508.911 unit, masih mengalami penurunan selama dua tahun berturut - turut. Pada 2020, penjualan turun 12,4 persen dari kinerja 2019, sedangkan pada tahun lalu penurunan itu hanya sekitar 3,9 persen dibandingkan perolehan 2020 yang sebesar 529.514 unit.

Presiden Malaysian Automotive Association (MAA) Datuk Aisya Ahmad mengungkapkan rasa syukurnya seiring kontraksi yang jauh lebih kecil pada tahun lalu. MAA pun mengatakan penjualan mobil berangsur membaik, tatkala Pemerintah Malaysia menerapkan kebijakan pelonggaran penggerakan dan pembukaan sebagian sektor ekonomi.

Malaysia secara resmi menyuntikkan insentif bagi sektor otomotif berupa Pembebasan Pajak Penjualan dan Jasa untuk kendaraan penumpang yang ditenggat hingga 30 Juni tahun ini. Harapannya, dengan adanya pemberian insentif ini dapat menembus target dari MAA yang sudah tercipta dari 2019, yaitu penjualan mobil secara domestik sebanyak 600.000 unit.

Selain Indonesia dan Thailand, ada beberapa negara yang menunjukan tren positif seperti Vietnam dan Filipina.  Vietnam pada 2021 berhasil memetik pertumbuhan pasar otomotif sebesar 3 persen, dengan penjualan mobil domestik sebanyak 304.149 unit.  Sedangkan pasar Filipina mengalami pertumbuhan 20 persen pada tahun lalu menjadi 268.488.

Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan industri otomotif baik di Indonesia maupun di luar Indonesia membutuhkan kebijakan jangka panjang. Selain itu, kebijakan industri tersebut pun harus selaras dan simultan.

Hal ini dikarenakan sektor otomotif dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional. Kukuh pun menjelaskan pada awal pandemi  Covid-19, adanya pembatasan aktivitas pabrik  di berbagai pabrik mobil ataupun komponen telah menyurutkan pendapatan nasional dan regional, sangat berdampak. 

“Sama seperti ketika mobil terjual, industri pembiayaan mendapatkan benefit dari penjualan mobil, efek turunannya banyak sekali,” jelas Kukuh kepada Bisnis pada Kamis (18/2/2022).

Pada akhirnya, sebagai basis produksi, jurus yang dilakukan masing-masing negara Asean  ternyata hampir serupa. Namun setidaknya, khusus Thailand kebijakan yang diterbitkan tidak saja melambungkan penjualan domestik melainkan pula produksi dan ekspor. Bagaimana dengan Indonesia?

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Khadijah Shahnaz
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper