Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Posisi China Semakin Kuat, Volkswagen Kejar Target Produksi EV 1 Juta Unit Per Tahun

Di China, Volkswagen menggandeng tiga mitra lokal.
Volkswagen./Antara-Reuters
Volkswagen./Antara-Reuters

Bisnis.com, BERLIN- Volkswagen menargetkan mampu memproduksi 1 juta kendaraan listrik (electric vehicle/EV) per tahun di China pada  2023, seiring kehadiran pabrik baru di Provinsi Anhui, China.

Dikutip dari Reuters, Kamis (3/2/2022), CEO Volkswagen Passenger Cars Ralf Brandstaetter mengatakan hal tersebut kepada Nikei pada Rabu kemarin. Untuk membangun pabrik khusus EV dengan kapasitas besar itu, Volkswagen menggandeng pabrikan lokal Anhui Jianghuai Automobile Co (JAC).

Sebelumnya, pada 2019, keduanya mengumumkan perusahaan patungan yang akan mengoperatori pabrik hanya memproduksi sebanyak 300 ribu unit per tahun. Karena itu, Volkswagen tidak hanya menggandeng JAC, melainkan pula FAW Group dan SAIC Motor.

Alhasil, dengan tiga mitra strategis tersebut, Volkswagen memperkirakan mampu memproduksi EV sebanyak 1 juta unit per tahun di China.

Pada 2021, pabrikan yang akrab disingkat VW itu menjual sekitar 70.625 unit kendaraan listrik di China. Sebelumnya, pabrikan asal Jerman tersebut menargetkan mampu melego sebanyak 80.000-100.000 unit.

Melesetnya target ditengarai akibat pengaruh pandemi Covid-19 yang belum berakhir serta kendala produksi yang disebabkan kelangkaan chip.

Di Beijing, Chief Volkswagen China Stephan Wollenstein  mengatakan VW menargetkan akan melipatgandakan penjualan mobil listrik di China pada tahun ini. Akan tetapi, target itu sepenuhnya akan tetap dipengaruhi pasokan chip dan pengendalian pandemi. 

Di sisi lain, kini VW menerapkan strategi berbeda untuk produksi di China. Di bawah Brandstaetter, VW akan meningkatkan pengembangan lokal.

"Di masa lalu, pendekatan kami adalah mengembangkan di Jerman dan melokalisasi di China. Tetapi pendekatan ini akan diubah secara signifikan dengan menyiapkan lebih banyak sumber daya lokal untuk R&D, terutama untuk perangkat lunak, agar lebih cepat, lebih mandiri di China," ungkap Brandstaetter.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Khadijah Shahnaz
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper