Bisnis.com, JAKARTA- PT Astra Otoparts Tbk atau AOP berencana memproduksi stasiun pengisi daya kendaraan listrik.
Produk charging itu diketahui telah terdaftar dalam Berita Resmi Desain Industri, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kemenkumham. Dalam dokumen tersebut, produk tersebut diajukan oleh Divisi Pengembangan (EDC) PT Astra Otoparts Tbk.
Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, pihak perusahaan berkode saham AUTO belum merespon. Langkah ini merupakan realisasi dari komitmen anak usaha Astra Grup dalam menghadapi era electric vehicle (EV).
Sebagaimana dicatat Bisnis.com, AUTO pernah menyatakan komitmennya untuk memasok suku cadang kendaraan listrik yang merupakan pilar utama bisnis korporasi tersebut.
Di lain sisi, pada tahun lalu AUTO mencatatkan pertumbuhan kinerja seiring pemulihan pasar otomotif nasional. Mengutip laporan keuangan per kuartal III/2021, AUTO mencetak pendapatan bersih sebesar Rp11,04 triliun naik 27,92 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8,63 triliun.
Seiring kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan juga turut meningkat menjadi Rp9,65 triliun dari Rp7,61 triliun. Adapun, beban penjualan meningkat menjadi Rp589,46 miliar dari Rp512,31 miliar, sementara beban umum dan administrasi juga meningkat menjadi Rp621,24 miliar dari Rp540,26 miliar.
Baca Juga
Kendati terjadi kenaikan beban, perseroan berhasil mendapatkan bagian atas laba bersih entitas asosiasi dan ventura bersama setelah pajak sebesar Rp358,77 miliar. Pos tersebut pada 9 bulan tahun lalu mencatatkan rugi sebesar Rp225,4 miliar.
Walhasil, AUTO berhasil mencetak laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp446,44 miliar pada 9 bulan tahun ini, sedangkan pada 9 bulan tahun lalu AUTO mencetak rugi sebesar Rp242,92 miliar.