Bisnis.com, JAKARTA- Gogoro merupakan manufaktur asal Taiwan yang lebih dulu memperkenalkan sistem baterai, kemudian korporasi itupun meretas pasar sepeda motor listrik hingga ke Eropa.
Di Indonesia, nama Gogoro mencuat lewat kerja sama dengan Gojek untuk menghadirkan armada sepeda motor listrik. Para pendiri Gogoro merupakan sosok-sosok yang matang di dunia teknologi, kebanyakan berasal dari HTC, produsen ponsel pintar.
Kedua pendiri Gogoro, seperti dikutip dari Forbes, adalah Luke dan Matt Taylor yang bersepakat mendirikan Gogoro pada 2011. Kemampuan keduanya membesut bidang teknologi digital itupun dengan cepat mengangkat pamor Gogoro ke lingkungan industri otomotif seiring pengaruh IT yang semakin besar.
Gogoro pun fokus menggarap portofolio yang menggabungkan layanan dan inovasi dalam bisnis otomotif di tengah tren elektrifikasi. Portofolio itu antara lain bisnis pertukaran baterai, baterai pintar, layanan cloud, propulsi listrik kompak, dan desain kendaraan.
Dengan kemampuan itu, Gogoro berhasil menghadirkan produk dan bisnis mobilitas perkotaan sesuai tren nol emisi. Dengan fokus menyajikan produk pengisian daya, akhirnya Gogoro pun ikut membangun sepeda motor listrik.
Skuter listrik buatan Gogoro kali pertama diperkenalkan pada 2015. Dengan desain dan kinerja mesin yang apik, produk itupun segera populer di China dan Eropa.
Baca Juga
Bahkan selang setahun, skuter listrik itu mendapatkan pasar di Belanda. “Amsterdam menyadari bahwa Gogoro lebih dari sekadar perusahaan skuter -- kami adalah perusahaan energi,” kata Luke, seperti dikutip dari Forbes.
Kini Gogoro dikenal sebagai jaringan bisnis yang memiliki platform terbuka untuk pertukaran baterai dan layanan mobilitas cerdas, memberikan alternatif baru untuk bahan bakar lama.
Saat ini, sebagaimana ditampilkan dalam laman resmi, Gogoro menawarkan berbagai model skuter listrik antara lain 1 Series, 2 Series, 3 Series, Gogoro VIVA, dan S Peformance. Dari sisi desain, jajaran skuter listrik itu memiliki desain futuristik plus catu daya sederhana dari baterai yang bisa diisi satu buah maupun dua buah.
Di Indonesia, produk Gogoro diboyong oleh Gojek guna dioperasikan para mitra. Gogoro diboyong sekaligus dengan fasilitas penukaran baterai listrik untuk memudahkan para pengguna.
Hal ini agak berbeda dengan nasib pengembangan motor listrik di dalam negeri. Sebut saja Gesits, misalnya, yang harus menunggu kepastian pengembangan fasilitas penukaran baterai yang digagas Pertamina dan Industri Baterai Indonesia (IBI).
Hingga kini, Gesits diproduksi oleh PT WIKA Industri Manufaktur (Wima). Belum lama ini, Menteri BUMN Erick Thohir mengharapkan produk motor listrik buatan lokal itu bisa digunakan oleh para operator ojek daring, Gojek dan Grab.
Gojek sendiri mengungkapkan akan memaksimalkan penggunaan skuter listrik untuk menggapai target nol emisi pada 2030.
Gojek akan melakukan uji coba 5.000 motor listrik pada tahun 2022. "Kami terus berinovasi bahwa Gojek akan fokus untuk opsi perjalanan yang ramah lingkungan,” ujar Head of Global Transport Marketing Gojek, Amanda Parikesit beberapa waktu lalu.