Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan mitra pengemudi ojol menilai biaya operasional motor listrik jauh lebih murah, tetapi peformanya masih dianggap kurang memadai.
Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia Igun Wicaksono menyebut saat ini keberadaan motor listrik di kalangan ojek online (ojol) memang belum banyak. Namun, para startup seperti Gojek dan Grab sudah mulai melakukan sosialisasi motor listrik di kalangan mitra pengemudi.
"Saat ini motor listrik yang digunakan oleh sebagian rekan-rekan kami merupakan fasilitas yang disediakan oleh perusahaan," ujarnya, Senin (10/1/2022).
Untuk operasional sehari-hari, menurut Igun, sebagian mitra pengemudi menggunakan motor listrik tanpa biaya sewa, karena untuk program uji coba. Selain itu, ada motor listrik yang sudah mulai resmi disewakan kepada para pengemudi.
Pada tahap awal, lanjutnya, semua kerusakan dan biaya perbaikan motor listrik tidak dibebankan pada pengemudi, tetapi ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan.
Igun menuturkan berdasarkan laporan rekan-rekannya, motor listrik terbukti lebih irit dan efisien digunakan untuk operasional harian.
"Untuk saat ini, karena unitnya masih baru, jadi tidak banyak kendala dirasakan. Selain itu juga terbukti membantu menambah pendapatan," ujarnya.
Namun, kata dia, motor listrik memiliki kekurangan, yaitu tenaga yang dihasilkan tidak sebesar motor konvensional, sehingga laju motor listrik kurang kencang.
Untuk itu, Igun berharap ke depan motor listrik yang disediakan oleh perusahaan dapat ditingkatkan tenaga dan peformanya.
Dia mengatakan para mitra pengemudi terus didorong untuk menggunakan motor listrik. Pada 2025, sebanyak 80-90 persen mitra pengemudi ojol ditargetkan sudah beralih ke motor listrik.
Menyikapi target tersebut, Igun dan komunitasnya berharap ke depan, para perusahaan ojol mampu menyediakan infrastruktur pendukung motor listrik di berbagai daerah. Infrastruktur yang dimaksud adalah tempat perbaikan, isi ulang atau penukaran baterai motor listrik.
"Kami berharap juga nanti biaya yang harus dikeluarkan untuk isi ulang daya atau penukaran baterai dibuat terjangkau. Teknologi baru harusnya memang makin murah operasionalnya, jangan sampai lebih mahal," katanya.