Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rifat Sungkar Sarankan Pelatihan Keselamatan Berkendara Sejak Dini

Di negara Eropa, seperti Inggris, anak kelas 1 SD sudah diajak cara berjalan di trotoar dengan benar. Lalu saat kelas 3 SD, anak-anak di Inggris harus membimbing anak kelas 1 SD untuk berjalan di trotoar. 
Ilustrasi mengemudi dengan kecepatan tinggi.
Ilustrasi mengemudi dengan kecepatan tinggi.

Bisnis.com, JAKARTA — Brand Ambassador PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Rifat Sungkar menyarankan adanya pelatihan keselamatan berkendara dimulai dari sekolah dasar (SD).

Rifat mengatakan dirinya baru saja berbicara dengan kepolisian terkait tingkat kecelakaan yang sangat tinggi.

"Padahal kesadaran berkendara bisa didapat dari edukasi. Saya menyarankan kepada mereka pendidikan safety riding sejak usia dini bahkan SD," ujar Rifat baru baru ini dalam acara virtual.

Dia menjelaskan di negara Eropa, seperti Inggris, anak kelas 1 SD sudah diajak cara berjalan di trotoar dengan benar. Lalu saat kelas 3 SD, anak-anak di Inggris harus membimbing anak kelas 1 SD untuk berjalan di trotoar. 

Sementara itu di Indonesia, pemahaman umum mengenai keselamatan berkendara tidak mempunyai aturan jelas siapa yang menjadi prioritas. Kontras dengan kondisi di luar negeri, di mana masyarakat telah paham orang menyeberang menjadi prioritas utama, kedua sepeda, dan ketiga sepeda motor.

"Di sini pakai hukum rimba, siapa yang kuat yang menang, bukan yang prioritas. Bagaimana safety riding itu, bagaimana memahami ajaran lalu lintas yang berlaku untuk mendapatkan toleransi berlalu lintas," jelasnya.

Selain itu Rifat juga menjelaskan dalam berkendara, pengemudi juga harus menyiapkan safety tools. Ia menganjurkan untuk selalu membawa berbagai peralatan yang kerap digunakan untuk keselamatan berkendara seperti dongkrak, kunci roda, segitiga pengaman, tool kits, sekring cadangan, alat pemadam api ringan (apar), hingga kotak obat.

“Kita harus sedia payung sebelum hujan. Walaupun harapannya tidak digunakan, safety tools ini wajib ada di dalam mobil," tuturnya.

Tidak sekedar ada di dalam mobil, safety tools tersebut juga harus dipastikan bisa digunakan dengan baik. Rifat juga menyarankan jika tidak bisa melakukan sesuatu seperti mengganti ban mobil yang bocor, lebih baik menggunakan jasa towing.

“Kalau kita tidak mengerti dan tidak mau repot, dari sekarang simpan nomor towing yang bisa diandalkan. Jangan coba-coba mengganti ban sendiri kalau memang tidak mengerti,” pesan Rifat.

Kemudian ketika menggunakan segitiga pengaman saat mobil mogok, ban bocor atau hal lain, harus dipastikan jarak aman dari kendaraan, apalagi saat mobil berhenti di jalur bebas hambatan dengan kecepatan kendaraan 80 km per jam. 

Tanda ini penting untuk memberikan informasi bagi pengendara lain agar lebih berhati-hati untuk keamanan bersama.

"Jarak teraman untuk menempatkan segitiga pengaman dari kendaraan kurang lebih 50 meter atau 10 kali panjang mobil,” jelasnya.

Sedangkan untuk apar, minimal yang harus dibawa adalah apar 1 kilogram. Letakkan apar tersebut di tempat-tempat yang mudah dijangkau agar tidak menyulitkan saat ingin digunakan dalam kondisi darurat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Khadijah Shahnaz
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper