Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) mematok target konservatif untuk penjualan domestik pada tahun depan.
"Kami memperkirakan pada tahun depan, pasar tumbuh sekitar 2 sampai 8 persen tepatnya 5,1 juta sampai dengan 5,4 juta," ujar Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala dalam Bisnis Indonesia Business Challenges 2022 secara daring, Kamis (16/12/2021).
Sigit melanjutkan, diperkirakan permintaan global sepeda motor akan mengalami pertumbuhan lebih kencang dibandingkan pasar domestik. Pada tahun depan, AISI memproyeksikan pengiriman sepeda motor ke negara lain akan naik hingga 20 persen atau menjadi 970.000.
Jumlah tersebut akan menjadi yang tertinggi sejak ekspor perdana roda dua dari Indonesia. Sebelumnya, volume ekspor mengalami puncak pada 2019, atau sebanyak 810.433 unit.
Adapun Sigit mengatakan proyeksi tersebut bergantung kepada lima hal. Pertama harga komoditas yang stabil.
"Sehingga penjualan di area yang mempunyai komoditas tetap tinggi penjualannya," katanya.
Kedua, pemerintah tetap memberikan insentif program melalui bantuan langsung tunai, karena sangat bermanfaat untuk masyarakat kelas bawah. Ketiga, Pemerintah dapat menekan kasus Covid-19, sehingga perekonomian dapat bergerak bebas tanpa adanya pembatasan kegiatan.
"Keempat pihak leasing tetap mendukung industri motor dengan memberikan bunga yang menarik, dan kami dari pihak pemegang merek memberikan serta membuat kampanye yang menarik masyarakat," tutup Sigit
Sementara itu, hingga November 2021, penjualan sepeda motor domestik naik 30,8 persen secara tahunan, menjadi 4,669,719 unit. Pada periode yang sama volume ekspor telah mencapai 745.356 unit atau telah melampaui kinerja sepanjang 2020, yakni 700.392 unit.
Di dalam negeri, scooter mendominasi penjualan dengan 87,9 persen. Underbone dan sport berbagi kue, masing-masing 6 persen dan 6,1 persen.
Permintaan dari luar negeri juga didominasi oleh model scooter, dengan kontribusi 75,5 persen. Underbone dan sport menyumbang 11,5 persen dan 12,9 persen.