Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan karoseri PT Tentrem Sejahtera (Tentrem) memperkenalkan produk terbarunya berupa bodi bus berbahan aluminium Avante H7 AB di gelaran Gaikindo International Auto Show (GIIAS) 2021.
Karoseri asal Malang, Jawa Timur itu menjadi karoseri kedua di Tanah Air yang memproduksi bus berbahan aluminium. Adapun, PT Nusantara Gemilang (Karoseri Nusantara Gemilang) di Kudus, Jawa Tengah menjadi karoseri pertama yang mengaplikasikannya.
Bodi bus dengan bahan aluminium memiliki sejumlah keunggulan. Tentu saja, keunggulan utamanya adalah bobotnya yang lebih ringan dibandingkan dengan bodi bus berbahan baja.
Khusus untuk Avante H7 AB selisih bobotnya diklaim 500 kg lebih ringan dibandingkan dengan Avante H7 yang berbahan baja. Faktor lain yang juga mempengaruhi hal tersebut adalah penggunaan dempul yang sangat sedikit.
Sebagai catatan, Avante H7 dan Avante H7 AB adalah bodi bus besar dengan kapasitas tempat duduk maksimal hingga 59 penumpang dan panjang 12 meter. Bodi ini memiliki ketinggian 3,7 meter atau masuk dalam kategori high deck.
Menurut Branch Manager Tentrem Anton Hastadi, bus dengan bodi berbahan aluminium hanya dapat dibuat dengan teknologi full pressed body. Lembaran aluminium diubah menjadi panel bodi menggunakan mesin tekan raksasa bertekanan tinggi.
Baca Juga
"Panel-panel bodi itu kemudian disambung menggunakan paku rivet seperti pada pesawat yang juga berbahan aluminium. Berbeda dengan bodi baja yang di las utuh kemudian didempul sebelum naik cat," katanya ketika ditemui oleh Bisnis di sela-sela gelaran GIIAS di Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (11/11/2021).
Penggunaan panel-panel bodi itu tentu saja punya kelemahan. Bodi bus terlihat seperti tidak utuh lantaran memiliki sambungan di beberapa bagian.
Tentu saja, keberadaan sambungan tersebut terlihat mengganggu atau mempengaruhi estetika bus. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut sejauh ini adalah memberikan zat perekat atau sealant.
"Diberikan sealant, tetapi tentu saja masih terlihat. Apalagi kalau cat bodinya tidak benar-benar sama, itu bisa terlihat. Semua bus aluminium begitu," ujarnya.
Kemudian biaya perbaikan yang harus dikeluarkan juga lebih besar apabila bodi berbahan aluminium mengalami kerusakan. Sebabnya, perbaikan harus dilakukan secara menyeluruh per panel walaupun kerusakannya hanya di titik tertentu.
"Rusak ya diganti panelnya. Bukan dilas kemudian ditambal dan didempul seperti bodi baja," ungkapnya.
Kemudian bodi aluminium juga sulit dirombak oleh bengkel perbaikan bodi umum. Seperti diketahui, merombak bodi lama menjadi pilihan banyak pengusaha otobus untuk menyegarkan tampilan bus mereka.
"Perombakan bisa tetapi sebatas cowl depan dan belakang. Kalau dirombak ke model lain apalagi model dari karoseri lain tidak bisa," ujarnya.
Bicara soal harga, Anton menyebut selisih harga antara Avante H7 berbahan baja dan aluminium mencapai Rp40 juta. Harga bodi untuk unit yang dipamerkan di GIIAS dengan chasis Hino R260 mencapai Rp790 juta tanpa jok dan aksesoris.
Seperti karoseri pada umumnya, konsumen dapat memesan bodi sesuai dengan permintaan. Mereka dapat menambahkan aksesoris maupun fasilitas sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Harganya yang lebih tinggi menurut Anton sepadan dengan keunggulan yang ditawarkan. Untuk penggunaan jangka panjang bodi berbahan aluminium jauh lebih efisien lantaran minim perawatan dan masa pakainya jauh lebih lama.
"Bodi aluminium ini tahan karat, perawatan juga minim asalkan tidak ada insiden. Penggunaan bahan bakar dan ban bisa dihemat," paparnya.