Bisnis.com, JAKARTA — Kebijakan PPnBM ditanggung pemerintah untuk mendorong kinerja penjualan mobil di Tanah Air diperkirakan bakal tidak optimal. Pasalnya saat ini Indonesia dalam situasi darurat Covid-19 dan menerapkan PPKM Darurat yang membatasi mobilitas masyarakat, termasuk produktivitas pabrik.
Pada awalnya, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperkirakan penjualan kendaraan bermotor roda empat dan lebih tahun ini naik 30 persen secara tahunan menjadi 750.000 unit. Kemudian target tersebut direvisi dengan asumsi lebih optimistis karena adanya kebijakan PPnBM.
Gaikindo meramalkan insentif PPnBM dapat memberikan daya ungkit, sehingga penjualan mobil dapat mencapai 800.000–850.000 unit.
Marketing & CR Division Head PT Astra International – Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) Hendrayadi Lastiyoso mengatakan PPKM akan memberikan dampak negatif terhadap penjualan mobil meskipun telah diberikan stimulus.
“Meksipun ada PPnBM, tetapi ada juga PPKM maka kami prediksi [pasar otomotif] mungkin masih dapat naik sedikit dari prediksi awal, yakni 750.000 hingga paling bagus 800.000 unit,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/7/2021).
Hendrayadi menilai keterbatasan mobilitas masyarakat, karyawan, serta aktivitas produksi menjadi sejumlah faktor yang dapat memicu penurunan target penjualan, meskipun relaksasi PPnBM telah digulirkan.
Sebelumnya, Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi sempat menyatakan bahwa kebijakan relaksasi PPnBM merupakan pendorong luar biasa, yang secara efektif mampu memicu pasar dan meningkatkan permintaan secara signifikan.
“Kami ingin kembali menegaskan, bahwa bagi Gaikindo dan anggotanya menyatakan kebijakan relaksasi PPnBM dari pemerintah telah terbukti tepat sasaran dan efektif menghidupkan kembali industri otomotif Indonesia,” ujar Nangoi.
Sejak kebijakan PPnBM diberlakukan awal Maret, terjadi lonjakan pengiriman mobil dari pabrik ke dealer naik 72 persen dibandingkan Februari. Volume Maret telah melampaui 85.000 unit, mendekati level sebelum pandemi yakni 90.000 unit per bulan.
Peningkatan signifikan itu disebut sebagai langkah awal atas pulihnya ekosistem industri otomotif nasional, yang sempat terpukul oleh pandemi Covid-19 pada tahun lalu. Sebagai informasi, pada tahun lalu, kinerja penjualan kendaraan bermotor roda empat dan lebih anjlok 44 persen menjadi 579.000 unit.