Bisnis.com, JAKARTA - Nestle S.A. berkomitmen untuk menggunakan armada rendah emisi, termasuk truk listrik, untuk mencapai pengurangan emisi karbon sebesar 3,5 juta ton pada 2030. Namun, Nestle Indonesia menyatakan infrastruktur di dalam negeri belum siap untuk melaksanakan strategi tersebut.
Nestle menargetkan dapat mengurangi emisi karbon dari aktivitas logistik dari basis 10 juta ton karbon pada 2018 menjadi 6,5 juta ton pada 2030. Adapun, penggunaan truk elektrik akan berkontribusi sekitar 40 persen atau sebanyak 1,4 juta ton dari pengurangan emisi tersebut.
"[Melihat] situasi di Indonesia hari ini, mungkin kami tidak mau menukarkan semua kendaraan [truk] kami ke elektrik. Tapi, 5-10 tahun dari sekarang kalau semua charging station ada [mungkin itu jadi pilihan]," katanya dalam wawancara virtual akhir pekan lalu.
Ganesan menilai saat ini infrastruktur dan kemudahan mengoperasikan truk elektrik belum mumpuni di dalam negeri. Selain itu, harga dan efisiensi truk elektrik juga belum kompetitif dengan truk konvensional.
Namun demikian, Ganesan menyatakan pihaknya melakukan strategi lain dalam mengurangi emisi karbon dari sisi logistik. Ganesan mencontohkan penggunaan bahan bakar gas pada mesin pengangkat barang (forklift) di pabrik.
Selain itu, saat ini mengintegrasikan pencahayaan alami dengan mengganti sebagian atap dengan kaca. Sementara itu, lampu yang digunakan saat ini menggunakan energi lebih efisien. "Penggunaan truk elektrik merupakan komitmen yang besar. Jadi, Indonesia mungkin belum siap [saat ini]," ucapnya.
Baca Juga
Sebelumnya, CEO Nestle Mark Schneider mengatakan Nestle akan mewujudkan Ambisi 2050 melalui jaringan logistik yang lebih bersih dan ramping yang mengirimkan bahan-bahan dari pertanian ke pabrik, dan produk ke pusat distribusi di seluruh dunia.
Dalam operasi sendiri, Nestle akan mengalihkan armada kendaraan global ke opsi emisi yang lebih rendah pada 2022, dan untuk mengimbangi emisi yang tersisa. Pada tahap awal, Nestle akan mengurangi emisi dengan beralih ke kendaraan berstandar emisi EURO V dan VI.
Adapun dalam kemitraan dengan pemasok logistik, Nestle akan beralih dari transportasi bertenaga bahan bakar fosil ke bahan bakar dengan emisi knalpot lebih rendah atau nol. Ini termasuk kendaraan bertenaga hidrogen, listrik dan biofuel, di mana bahan bakar ini belum diproduksi dalam persaingan dengan tanaman pangan.