Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Thailand berancang-ancang meluncurkan paket insentif baru bagi kendaraan elektrifikasi (EV). Insentif tersebut berupa skema tukar tambah senilai 100.000 baht atau setara Rp46 jutaan.
Seperti yang diberitakan Bangkok Post, upaya itu akan dibahas dalam pertemuan Center for Economic Administration Situation pada 2 Desember 2020.
Pemilik mobil dapat menggunakan biaya tersebut sebagai pengurangan pajak pendapatan. Kendati demikian, hanya pemilik mobil berusia lebih dari 10 tahun yang dapat mengikuti skema ini.
Menteri Perindustrian Thailand Suriya Jungrungreangkit bertujuan membuat proposal skema tukar mobil sebagai hadiah Tahun Baru bagi warga Thailand. Ini sekaligus bagian dari langkah meningkatkan penjualan mobil yang lesu selama pandemi Covid-19.
Namun, Suriya menyatakan belum menentukan apakah skema tukar ini hanya akan fokus pada EV atau tidak. Di sisi lain, dia mengatakan kendaraan listrik akan menjadi mobilitas masa depan.
Salah satu faktor untuk mempromosikan penjualan EV adalah mereka dapat membantu mengurangi polutan udara, terutama partikel debu sangat halus PM2.5, dengan lebih banyak polusi yang dipancarkan dari mobil tua.
Baca Juga
Salah satu faktor untuk mempromosikan penjualan kendaraan listrik adalah membantu mengurangi polutan udara, terutama partikel debu sangat halus PM2.5, dengan lebih banyak polusi yang dipancarkan dari mobil tua.
Kementerian Perindustrian Thailand berencana membahas skema ini dengan Kementerian Keuangan serta produsen mobil guna mengumpulkan pandangan dan komentar mereka.
Suriya juga berharap Menteri Energi Supattanapong Punmeechaow, yang memimpin Komite Kebijakan Kendaraan Listrik Nasional, bisa mengumumkan skema tukar tambah ini sebagai hadiah Tahun Baru pada akhir 2020.
Thailand berencana meningkatkan produksi kendaraan listrik hingga 30 persen dari total produksi mobil pada 2030. Artinya, 10 tahun lagi Thailand menargetkan produksi 750.000 mobil listrik dari total produksi semua jenis mobil yang sebanyak 2,5 juta unit.