Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah orang masih menganggap bahwa radiator mobil bisa diisi oleh air keran ataupun air mineral, padahal penggunaan yang tepat adalah mengisinya dengan cairan pendingin atau coolant.
Wahono dari bengkel resmi Auto2000 menyatakan bahwa penggunaan mengisi radiator dengan air mineral seharusnya dihindari.
"Untuk mobil-mobil sekarang, karena mereka punya mesin berkinerja tinggi, kompresi tinggi maka dianjurkan menggunakan coolant, bukan air biasa," ujar Wahono dikutip dari laman resmi Auto2000, Senin (9/11/2020.
Menurutnya, air radiator tidak bisa digantikan dengan air keran atau mineral karena ada zat yang tak dimiliki keduanya untuk kepentingan pendinginan mesin.
"Adanya zat anti panas yaitu glycol pada radiator coolant yang membuatnya tidak bisa digantikan oleh air keran. Zat tersebut bekerja dengan menaikkan titik didih cairan radiator. Selain itu juga membantu menyerap panas dari mesin," ungkap Wahono.
Apabila radiator coolant diganti dengan air biasa, maka akan mengubah komposisi kandungan kimia yang diperlukan. Dengan demikian titik didik juga bakal ikut berubah, terutama di mesin diesel yang jika menggunakan air biasa akan mengalami overheat.
Baca Juga
Wahono menjelaskan air cairan yang dirancang khusus untuk radiator ada dua jenis, yakni cairan radiator coolant biasa dan long life coolant.
Pada dasarnya, cairan radiator coolant sudah dirancang untuk mengoptimalkan kerja sistem pendinginan mesin. Jika nekat memasukkan air biasa ke radiator, akibatnya mesin bisa cepat panas. Bahkan kandungan mineral pada air biasa berpotensi membuat karat pada komponen radiator.
Radiator sarang lebah pada mobil Mercedes Benz klasik. Radiator sarang lebah menemukan aplikasi praktis pertamanya pada Mercedes 35 hp, mobil berperforma tinggi baru yang diproduksi oleh Daimler-Motoren-Gesellschaft (DMG).
Desain kendaraan Mercedes 35 hp sebagian besar ditentukan oleh radiator yang menampilkan dirinya ke aliran udara, yang ditiru oleh banyak pabrikan.