Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Hanya Lingkungan, Ini Visi Pengembangan Kendaraan Listrik Nasional

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia menyatakan visi pengembangan kendaraan listrik nasional tidak melulu membahas tentang aspek lingkungan, tetapi juga memerhatikan segi ekonomi dan ketahanan.
Wakil Dirut PT Bakrie & Brothers Tbk Ardiansyah Bakrie (kedua kanan), Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk Dody T. Wijaya (kanan), Head of Corporate Communication PT Bakrie & Brothers Tbk Bayu Nimpuno (kedua kiri) dan Kepala Divisi Operasi Nusa Dua ITDC Made Pariwijaya (kiri) berbincang saat test drive bus listrik di Ungasan, Badung, Bali, Senin (15/10/201). Grup Bakrie menjalin kerja sama dengan pabrikan bus listrik asal China, BYD Auto untuk mengembangkan bisnis bus listrik di Indonesia. /ANTARA
Wakil Dirut PT Bakrie & Brothers Tbk Ardiansyah Bakrie (kedua kanan), Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk Dody T. Wijaya (kanan), Head of Corporate Communication PT Bakrie & Brothers Tbk Bayu Nimpuno (kedua kiri) dan Kepala Divisi Operasi Nusa Dua ITDC Made Pariwijaya (kiri) berbincang saat test drive bus listrik di Ungasan, Badung, Bali, Senin (15/10/201). Grup Bakrie menjalin kerja sama dengan pabrikan bus listrik asal China, BYD Auto untuk mengembangkan bisnis bus listrik di Indonesia. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia menyatakan visi pengembangan kendaraan listrik nasional tidak melulu membahas tentang aspek lingkungan, tetapi juga memerhatikan segi ekonomi dan ketahanan.

Ridwan Jamaluddin, Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, mengatakan bahwa dari aspek ekonomi, pengembangan kendaraan listrik nasional bertujuan mengurangi impor BBM.

“Terkait dengan ekonomi, kami masih banyak mengimpor BBM dan masih banyak listrik terbangkitkan yang belum dimanfaatkan,” ujarnya dalam webinar Harmonisasi Regulasi Kendaraan Listrik, Rabu (29/7/2020).

Sementara dari aspek ketahanan atau kemandirian, Jamaluddin mengatakan bahwa pemerintah ingin mengimplementasikan peta jalan pengembangan kendaraan listrik yang sesuai dengan kebutuhan.

Menurutnya, Indonesia cenderung hanya menjadi pasar dan mengikuti pola yang diciptakan oleh pihak lain. Oleh karena itu, peta jalan atau road map pengembangan kendaraan listrik nasional juga harus menyesuaikan aspek lingkungan, ekonomi, dan ketahanan.

“Ini yang harus dijaga, supaya jangan sampai sesuatu yang dirancang tidak sesuai dengan kebutuhan dan nantinya akan menyulitkan kita,” ujarnya.

Ambisi Indonesia menjadi produsen mobil listrik telah dituangkan dalam peta jalan industri otomotif. Program low carbon emission vehicle (LCEV) telah dimulai sejak 2017 dan produksi kendaraan listrik serta komponennya ditargetkan telah dimulai pada 2022.

Komitmen Indonesia menjadi produsen kendaraan listrik juga telah dikuatkan dengan hadirnya Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Perpres ini menandakan kebangkitan Indonesia untuk menjadi produsen kendaraan listrik. Saat ini, tidak sedikit agen pemegang merek telah mengenalkan produk kendaraan listriknya meski catatan penjualannya masih tetap minim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper