Bisnis.com, JAKARTA - Seiring dengan semakin banyak pelanggan yang berusaha mengurangi jejak karbon, Scania meluncurkan konsep sistem tenaga listrik hibrida dan sepenuhnya baterai.
Joel Granath, Wakil Presiden Senior Scania, mengatakan konsep elektrifikasi yang dikembangkan perusahaan mengacu pada pengalaman dari menyetrum kendaraan di jalan.
“Dengan keunggulan lama Scania dalam memproduksi mesin yang beroperasi pada diesel dan bahan bakar alternatif, kami sekarang memulai tahap selanjutnya dalam pengembangan, yaitu sistem kelistrikan yang mengurangi karbon,” katanya dalam keterangan yang dikutip Bisnis, Kamis (11/6/2020).
Sistem tenaga listrik menyediakan kinerja luar biasa dalam desain ringkas. Semua komponen bekerja dengan baik bersama dan dikendalikan oleh sistem manajemen yang sama. Antarmuka manajemen sistem tunggal dan antarmuka mekanis tunggal - CAN J1939 dan SAE 1 - akan tetap seperti sebelumnya dan dengan demikian menyederhanakan integrasi dengan komponen eksternal.
Sistem Scania akan bersifat modular dan scalable, memungkinkan pelanggan untuk memilih dari dan menggabungkan sejumlah komponen berdasarkan aplikasi dan tuntutan spesifik.
Dengan potensi pengurangan emisi CO2 hingga 92 persen, sistem listrik hibrida Scania menggabungkan mesin-e dengan mesin pembakaran, baik bersama-sama atau sebagai sumber daya yang berdiri sendiri.
Baca Juga
Sistem listrik hibrida dapat digunakan secara menguntungkan, misalnya eksavator, truk sampah, pemecah batu, mobile crane, hingga pompa beton. Untuk segmen kelautan, sistem ini dapat bermanfaat, misalnya kapal komuter, feri jalanan, kapal perintis, dan kapal pendukung perikanan.
Solusi hibrida meningkatkan kinerja powertrain dengan torsi luar biasa dan respons cepat. Konsumsi bahan bakar berkurang secara signifikan sambil menurunkan biaya operasional, kebisingan, dan emisi.
Dengan baut e-machine pada engine dan rentang kecepatannya disesuaikan dengan engine, tidak diperlukan gearbox tambahan. Ini meminimalkan kehilangan energi dan memfasilitasi desain dan pemasangan peralatan, dengan yang terakhir juga dibantu oleh desain yang ringkas.
Sistem yang sepenuhnya listrik memungkinkan potensi pengurangan emisi CO2 hingga 98 persen jika listrik dihasilkan dari sumber yang terbarukan.
Beberapa kendaraan dan peralatan yang dapat memanfaatkan sistem tenaga listrik penuh Scania ini di antaranya pengangkut straddle, dump truck, ekskavator, loader, tender bandara, dan traktor pushback pesawat.
Di sisi laut, sistem ini bisa sangat berguna dalam, misalnya kapal tamasya, feri jalanan, kapal pendukung pertanian angin, dan kapal patroli.
Didukung oleh mesin-elektrik, sistem listrik sepenuhnya ditandai oleh kepadatan daya yang luar biasa, dengan torsi maksimum dan respons langsung dari awal. Dengan efisiensi energi yang tinggi dan persyaratan perawatan yang rendah, biaya operasional rendah.
“Dalam mengembangkan sistem daya hibrida dan listrik sepenuhnya Scania di masa depan, kesimpulannya adalah bahwa ini bisa sangat bermanfaat dalam berbagai aplikasi. Performa powertrain dengan respons instan dan torsi luar biasa dari awal akan disambut,” jelas Granath.
Di Indonesia, produk otomotif Scania diimpor oleh PT United Tractor, Tbk. Penjulana bus dan truk Scania sepanjang empat bulan pertama 2020 tercatat 76 unit.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan bus Scania mencakup tipe bus berat beban 10-24 ton sebanyak 4 unit, dan bus beban >24 ton sebanyak 9 unit. Scania juga memasarkan truk bobot beban >24 ton sebanyak 31 unit. Truk maupun bus Scania diimpor dari Swedia.