Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mobil Listrik di Eropa Melejit, Pasar Tetap Masih Tipis

Pendaftaran mobil listrik di Eropa sepanjang kuartal pertama 2020 melejit 57,4%. Akan tetapi, kontribusinya terhadap total pendaftaran masih relatif tipis di kisaran 4,3%.
Vattenfall saat ini mengoperasikan 9.000 SPLU di Swedia, Belanda, dan Jerman. Jaringan pengisian InCharge diluncurkan di Swedia pada November 2016. /Vattenfall
Vattenfall saat ini mengoperasikan 9.000 SPLU di Swedia, Belanda, dan Jerman. Jaringan pengisian InCharge diluncurkan di Swedia pada November 2016. /Vattenfall

Bisnis.com, JAKARTA - Pendaftaran mobil listrik di Eropa sepanjang kuartal pertama 2020 melejit 57,4%. Akan tetapi, kontribusinya terhadap total pendaftaran masih relatif tipis di kisaran 4,3%.

Berdasarkan data European Automobile Manufacturers' Association (ACEA), pendaftaran mobil bertenaga listrik baterai pada kuartal pertama tahun ini sebanyak 127.331 unit, adapun pada periode yang sama tahun lalu 80.872 unit.

Pada saat yang sama, pendaftaran mobil baru tipe penumpang mengalami penurunan 27,1% dibandingkan dengaan periode yang sama 3.788.837 unit menjadi hanya 2.763.636 unit.

"Permintaan mobil baru di Uni Eropa melemah 25,6%, dengan dampak krisis Covid-19 pada telah membuat data penjualan pada Maret memperparah total penjualan," demikian pernyataan ACEA yang dikutip, Rabu (15/5/2020).

Permintaan mengalami penurunan penjualan karena banyak ruang pamer ditutup karena penguncian yang berisi pandemi coronavirus.

Hampir semua negara di kawasan ini mencatatkan penurunan, kecuali Siprus dan Lithuania. Adapun negara-negara pasar utama menderita pelemahan signifikan, seperti Italia (-35,5%), Prancis (-34,1%), Spanyol (-31%), dan Jerman (-20,3%)

Berdasarkan tipe bahan bakarnya, pendaftaran sepanjang tiga bulan pertama masih didominasi oleh mobil berbahan bakar besin (52%), disusul mobil bermesin diesel (29,9%), mobil listrik hibrida (9,4%), mobil tipe colok(6,8%), dan mobil berbahan bakar alternatif (1,6%).

Di Jerman, pasar mobil terbesar di Eropa, ruang pamer telah dibuka sejak akhir April, tetapi permintaan turun secara besar-besaran dan tingkat persediaan sangat tinggi dalam apa yang biasanya merupakan periode penjualan terkuat, kata asosiasi dealer Jerman ZDK.

Permintaan turun setidaknya 50% dari tahun sebelumnya, menurut lebih dari setengah dari 1.357 dealer yang disurvei oleh ZDK.

"Ada 750.000 hingga 1 juta mobil yang tidak terjual yang duduk di dealer Jerman, sebagian besar dari mereka adalah mobil bensin dan diesel konvensional," kata juru bicara ZDK Ulrich Koester seperti dikutip Reuters.

Peningkatan mobil listrik akan berat lantaran ada tumpukan stok kendaraan bermesin pembakaran yang tidak terjual.

Jerman memperpanjang keunggulannya atas Norwegia dalam hal pendaftaran mobil listrik baru, dengan kenaikan 63,3%. Penjualan di Prancis melonjak 145,6%, sementara Norwegia menurun 12,4%.

Pembuat mobil perlu menjual lebih banyak kendaraan listrik setelah anggota parlemen Uni Eropa pada Desember 2018 memerintahkan mereka untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 40% antara tahun 2007 dan 2021, dan kemudian dengan 37,5% pada 2030, atau menghadapi denda.

Emisi rata-rata dari mobil baru tidak boleh melebihi 95 gram CO2 per kilometer pada tahun 2021. Pada tahun 2018, tahun terakhir di mana statistik tersedia, totalnya adalah 120,4 gram per kilometer, menurut Badan Lingkungan Eropa.

Analis di PA Consulting memperkirakan bahwa, berdasarkan tingkat emisi rata-rata armada 2018, pabrikan perlu menjual lebih dari 2,5 juta mobil listrik ekstra, atau peningkatan penjualan sebesar 1.280% pada 2021.

Pembuat mobil sedang menyiapkan model listrik dan hibrida baru untuk mencoba memenuhi target.

Volkswagen Group mengatakan pada bulan Maret 2019 pihaknya berencana untuk meluncurkan hampir 70 model listrik baru pada 2028, dimulai dengan model ID3-nya yang akan dipamerkan di ruang pamer di musim panas.

BMW berencana untuk menawarkan 25 model listrik pada 2023, dengan lebih dari setengahnya sepenuhnya listrik dan Fiat Chrysler Automobiles berencana untuk menawarkan 12 model listrik pada 2021, termasuk kendaraan hibrida dan listrik penuh dari semua jenis.

Namun, kurangnya infrastruktur akan terus menghambat penjualan, dan penjualan mobil listrik tidak akan menyalip bensin dan model diesel di lima pasar Eropa Barat terbesar sampai 2030, kata peramal di LMC Automotive.

Statistik ACEA menunjukkan penjualan triwulanan mobil plug-in hybrid naik 126,5% menjadi 97.913 kendaraan, dengan Jerman kembali memimpin dengan 258% lompatan ke 26.419 mobil.

Mobil Listrik di Eropa Melejit, Pasar Tetap Masih Tipis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper